Tampilkan postingan dengan label Immunologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Immunologi. Tampilkan semua postingan

Kamis, 23 Juni 2016

Grave Hyperthyroidsm


makalah Hyperthyroidism

PEMBAHASAN

 A.DEFENISI
Hyperthyroidism adalah kondisi dimana kelenjar tiroid memproduksi terlalu banyak hormon tiroksin. Hyperthyroidism dapat dengan signifikan memicu metabolisme tubuh anda dan menyebabkan turunnya berat badan secara tiba-tiba, meningkatnya kecepatan atau ketidak normalan detak jantung, berkeringat, dan gugup atau cepat marah.  Hyperthyroidism Hyperthyroidism / Kelenjar tiroid yang terlalu aktif
Beberapa pilihan pengobatan telah tersedia jika anda memiliki hyperthyroidism. Dokter menggunakan obat anti tiroid dan radioactive iodine untuk memperlambat produksi hormon tiroid. Terkadang, penanganan hyperthyroidism meliputi operasi untuk mengangkat kelenjar tiroid. Meskipun hyperthyroidism dapat menjadi serius jika anda mengabaikannya, banyak orang langsung meresponnya dengan baik begitu teridentifikasi.
Gambar/bagan Hyperthyroidism:
                                             
B.PENYEBAB
            Penyebab terjadinya Hyperthyroidism :
Ø  Penyakit Grave. Adalah dimana kelenjar Thyroid, mengalami rangsangan yang berlebihan dalam pembentukan hormon. Rangsangan ini diduga oleh senyawa yang ada di dalam peredaran darah yang dikenal dengan  Thyroid Stimulating Immunoglobulin (TSI). TSI ini dapat menyebabkan rangsangan yang berlebihan dan menimbulkan Goiter.
Ø  Toxic multinodular goiter.Kelainan ini timbul akibat produksi hormon Thyroid yang berlebihan dari kelenjar Gondok itu sendiri tanpa ada pengaruh rangsangan dari mana mana. Juga tanpa adanya rangsangan dari TSH.  Kelainan ini biasanya terjadi pada penderita yang telah lama mengalami Goiter yang tak terkontrol, seperti pada usia lanjut. Penyakit Toxic multinodular goiter berbeda dari Penyakit Grave, karena gejala  hyperthyroidism nya lebih ringan, dan komplikasi kelainan mata juga tidak separah Grave.
Ø  Thyroiditis. Radang kelenjar Gondok. Peradangan dapat menyebabkan satu lonjatan hyperthyroid, sehingga dapat menimbulkan keadaan  hypothyroidism, dan akan menurun ketika radang teratasi.
Ø  Pituitary adenoma. Penyakit tumor kelenjar pituitary, yang menyebabkan meningkatnya TSH diluar sistem pengaturan. Hal ini mempengaruhi kelenjar Gondok, sampai terjadi rangsangan yang berlebihan dan menyebabkan produksi hormon Thyroid yang juga berlebihan.
Ø  Drug-induced hyperthyroidism. Keadaan ini adalah akibat efek samping pengobatan.
Beberapa alasan lain penyebab terjadinya hyperthyroidism antara lain:
v  Graves disease. Penyakit ini adalah kekacauan autoimun yang menghasilkan antibodi oleh sistem imun tubuh yang menstimulasi tiroid untuk menghasilkan terlalu banyak tiroksin. Normalnya sistem imun menggunakan antibodi untuk membantu melindungi tubuh dari virus, bakteri dan zat asing lain yang masuk ke tubuh. Pada penyakit ini, antibodi secara salah menyerang tiroid dan adakalanya menyerang jaringan dibelakang mata dan kulit, seringkali di kaki bagian bawah sampai ke atas.
v  Hyperfunctioning thyroid nodules (toxic adenoma, toxic multinodular goiter, Plummer’s desease). Bentuk dari hyperthyroidism ini terjadi ketika satu atau lebih adenoma dari tiroid anda memproduksi terlalu banyak tiroksin. Tidak semua adenoma menghasilkan tiroksin berlebih, dan dokter tidak yakin apa yang menyebabkan beberapa diantaranya memproduksi terlalu banyak hormon.

v  Thyroiditis. Terkadang kelenjar tiroid anda dapat menjadi bengkak untuk alasan yang tidak diketahui. Pembengkakan ini dapat menyebabkan hormon tiroid yang tersimpan menjadi berlebih di dalam kelenjar dan menyebabkan kekurangan pada aliran daran. Satu tipe langka dari thyroiditis yang diketahui sebagai subacute thyroiditis, menyebabkan sakit pada kelenjar tiroid.

    C.TANDA DAN GEJALA.
Hyperthyroidism dapat meniru masalah kesehatan lain, dimana mungkin akan sulit bagi dokter anda untuk mengetahuinya. Penyakit ini juga dapat memiliki tanda gejala yang bervariasi. Gejala hyperthyroidism antara lain :

•    Turun berat badan secara tiba-tiba, bahkan ketika anda memiliki nafsu makan dan asupan makan anda normal atau bahkan meningkat
•    Jantung berdetak dengan cepat (tachycardia) -  biasanya lebih dari 100 detak per menit – detak jantung yang tidak normal (arrhythmia) atau hentakan pada jantung (palpitation)
•    Nafsu makan meningkat
•    Gugup, mual, lekas marah
•    Getaran – biasanya gemetar pada tangan dan jari
•    Berkeringat
•    Berubahnya pola menstruasi
•    Meningkatnya sensitifitas pada panas
•    Berubahnya pola pada usus, khususnya pergerakan usus yang lebih sering
•    Membesarnya kelenjar tiroid (goiter), yang dapat ditandai dengan bengkak pada leher bagian bawah
•    Kelelahan, lemah otot
•    Sulit tidur

        Orang dewasa lainnya bahkan tidak memiliki tanda atau gejala atau tanda yang halus seperti meningkatnya kecepatan detak jantung, intoleransi terhadap panas dan cenderung menjadi lelah ketika melakukan aktifitas normal. Pengobatan medis yang disebut beta blockers, yang digunakan untuk merawat tekanan darah tinggi dan kondisi lainnya, dapat menutup banyak tanda hyperthyroidism.

D. POTOFISIOLOGI
Manifestasi keluhan dan gejal klinik tergantung dari lama sakit dan derajat berat sakit. Manifestasi klinik umumnya sudah terjadi beberapa bulan pasien mengalami hipertiroidisme, dan gejala klinik muncul sedikit demi sedikit secara gradual, terutama jika hormon tiroid meningkat ringan berrtahap dari minggu ke minggu berikutnya, sehingga akhirnya manifestasi klinik menjadi ekstrem bahkan tanpa disadari oleh pasien bersangkutan.  Pasien bahkan seringkali mengeluhkan pertama kali penyakitnya terkait hal-hal yang disebabkan oleh bukan penyakit tiroid, misalnya rasa lelah menghadapi keluarga atau pekerjaan atau tanggung jawab yang biasa dihadapinya, tidak tahan terhadap udara panas, penurunan berat badan padahal jumlah makan sudah cukup,  sesak dan berdebar saat melakukan olahraga rutin. Sebaliknya, pasien tirotoksikosis yang terkait dengan tiroiditis seringkali dapat menceritakan onset gejala simtomatik dengan tepat, umumnya didalam waktu 1 bulan, dan ekses hormon tiroid umumnya ekivalen dengan total  pengeluaran hormon tiroid ke sirkulasi 30 sampai 60 hari, dan dengan pengeluaran selama beberapa hari atau beberapa minggu saja. Anamnesis yang teliti dan kronologis diharapkan dapat mengenali spektrum gejala klinik pasien hipertiroid atau tirotoksikosis. Pasien usia muda umumnya lebih mudah dikenali gejala karaktesitiknya. Apathetic Thyrotoxicosis atau masked thyrotoxicosis adalah sindrom yang sering ditemukan pada orang tua yang mungkin disertai dengan payah jantung, aritmia, dan penurunan berat badan  tanpa disertai peningkatan nafsu makan seperti pasien usia muda.
Berbagai kemungkinan manifestasi klinik seperti dibawah ini:
1)      Sistem saraf.
Pasien hipertiroid sering memberikan gejala kecemasan, perasaan kejiwaan yang tertekan. Depresi, emosional yang labil, konsentrasi yang menurun, mungkin mengalami penurunan prestasi sekolah dan pekerjaan. Pada beberapa kasus yang jarang gangguan mental bisa sangat berat meliputi gejal manik-depresi, schizoid, atau reaksi paranoid. Gejala karakteristik pasien tirotoksikosis bisa menunjukkan hiperkinesia. Selama wawancara pasien bisa menunjukkan gejala sering mengubah posisi, pergerakan yang cepat, jerky, exaggerated, dan seringkali tanpa tujuan yang jelas. Peningkatan refleks dan tremor mungkin pula didapatkan. Pada pasien anak-anak manifestasi gejala klinik cenderung lebih berat, misalnya tidak mampu berkonsentrasi, penurunan prestasi sekolah. Tremor halus tangan, lidah mungkin menyerupai gejala parkinson. Pemeriksaan electroencephalogram menunjukkan peningkatan fast wave activity, dan pada pasien dengan gangguan konvulsi, frekuensi kejang semakin meningkat
2)      Sistem jantung.
Hormon tiroid mempunyai efek langsung pada sistem konduksi  jantung, sehingga mungkin terjadi efek takhikardi dan biasanya jenis supraventrikuler. Hipertiroidisme dan mungkin pula disertai ada dasar penyakit jantung mungkin menjadi penyenab fibrilasi atrial.  Kardiomegali dan payah jantung mungkin disebabkan tirotoksikosis yang telah berlangsung lama. Bising jantung sering didapatkan. Jantung dalam keadaan hiperdinamik sering menunjukkan suara jantung ekstrakardial. Suara jantung dapat meningkat, terutama S1 dan scratchy systolic sound sepanjang batas kiri sternum, menunjukkan adanyapleuropericardial friction rub (Mean-Lerman scratch).  Manifestasi klinik ini membaik jika status metabolik normal bisa dipulihkan.  Graves atau Hashimoto bisa terjadi prolaps katub mitral, dan proporsinya lebih tinggi dibandingkan dengan orang normal. Aritmia kardial terutama jenis supraventrikuler, dan sering pada pasien usia muda. Atrial fibrilasi tercatat antara 2 – 20% , dan pada populasi pasien atrial fibrilasi sejumlah 15% diantaranya tergolong tirotoksik.  Pada populasi diatas 60 tahun, pada kelompok yang TSHnya rendah atrial fibrilasi didapatkan pada 28% kasus.
3)      Sistem muskuloskeletal
Katabolisme otot yang berlebihan menyebabkan otot atrofi, dan lemah. Kekuatan otot menjadi menurun sehingga kekuatan jalan, mendaki, mengangkat barang, posisi jongkok ke berdiri mengalami penurunan. Hipertiroidisme mungkin disertai Myasthenia gravis, atau Paralisis periodik hipokalemia. Proses resorbsi tulang lebih dominan dari proses pembentukan tulang, berakibat pada hipercalciuria dan kadang-kadang bisa terjadi hipocalcemia. Hipotiroidism yang berlangsung lama dapat menyebabkan osteopenia.
4)      Sistem gastrointestinal.
Nafsu makan meningkat, dan beberapa pasien nafsu makannya tidak terkendali. Meskipun demikian umumnya disertai penurunan berat badan.  Motilitas usus besar meningkat, sehingga terkait hiperdefikasi, tetapi jarang didapatkan diare. Hipertiroid tahap lanjut akan menyebabkan bisa menyebabkan malnutrisi, dan berakibat fungsi hati abnormal.
5)      Mata
Perubahan pada mata sangat bervariasi, abnormalitas bisa baru tampak setelah dilakukan pemeriksaaan canggih, jika secara klinis mudah terdeteksi maka itu sidah kondisi yang mungkin mengancam penglihatan. Pada Graves mungkin terjadi retraksi pada kelopak mata, jika terjadi inflamasi jaringan lunak maka bisa memberikan epifora, fotopobia, rasa ngeres pada kornea, dan nyeri retro orbita. Selain itu disertai dengan tanda-tanda edema, kelopak mata khemosis, lagopththalmus, lemak orbita keluar  melalui septum orbita dan adanya inflamasi pada tempat inserasi dari muskulus rektus horisontal. Perubahan akibat inflamasi ini memegang peranan penting dalam menentuka aktifitasa penyakit. Proptosis terjadi pada 20 – 30% penderita penyakit Graves. Proptosisi terjadi pada 20-30% pasien Graves da secara klinis tampak bilateral  pada 80 – 90% pasien. Proptosis ialah apabila eksoptalmus yang terjadi melebihi > 2 mm dari batas atas harga normal. Proptosis adalah manifestasi dari abnormalitas oftalmopati Graves yang paling persisten dan sulit ditangani.  Proptosis, pembengkakan dan fibrosis menyebabkan keterbatasan pergerakan mata dan diplopia.  Mata yang terpapar berwarna kemerahan. Tekanan pada nervus optikus dan keratitis dapat menyebabkan buta. Pada Graves hipertiroidisme dan kelainan mata biasanya terjadi paralel, tetapi bisa pula berjalan sendiri. Penyebab kelainan umumnya terkait otoimun. Sangat jarang oftalmopati terjadi pada Hashimoto dan pada pasien eutiroid yang tidak terkait dengan gejala klinik penyakit tiroid, disebut sebagai Penyakit Graves Eutiroid.
6)      Menifestasi kulit.
Kulit pasien adalah hangat, lembab, dan berminyak. Telapak tangan berkeringan dan lebih terasa panas dibandingkan dengan dingin. Hipertiroidisme jangka lama bisa menyebabkan Onycholysis (kuku terangkat pada ujung jari).  Bisa sekali-sekali ditemukan dermopati penyakit Graves, yaitu “orange-peel thickening” pada daerah pretibial.

7)      Sistem reproduksi.
Hipertiroidisme mengganggu kesuburan pada wanita usia subur, dan mungkin menyebabkan oligomenore. Pada Pria, jumlah absulut sperma menurun dan munkin terjadi impoten. Hormon testosterone yang tinggi disertai dengan peningkatan konversi androgen menjadi estrogen menyebakan ginekomasti. Hormon tiroid meningkatkan sex-hormone binding globulin, sehingga menyebabkan peningkatan kadar total testosteron dan estradiol. Hormon Folicle stimulating hormone (FSH), dan Leutenizing hormone(LH) mungkin meningkat atau normal.
8)      Sistem Metabolik.
Pasien usia lanjut bisa bisa timbul anoreksia, dan bisa menyebabkan penurunan berat badan. Pasien dewasa muda dan remaja bisa kehilangan kontrol dalam mengendalikan nafsu makan, bisa terjadi peningkatan berat badan.  Hormon tiroid yang tinggi dapat meningkatkan produksi panas tubuh, peningkatan keringat tubuh dan mungkin ada polidipsi ringan. Banyak pasien merasa tidak tahan dengan udara panas, dan lebih menyukai udara yang dingin. Pasien diabetes mungkin kebutuhan insulin meningkat.
9)      Sistem Respiratorik.
Tirotoksikosis yang berat bisa menyebabkan dyspneu, dan beberapa faktor lainnya bisa terkait.  Kekuatan otot pernafasan umumnya menurun, dan berakibat penurunan vital capacity.
10)   Kelenjar tiroid.
Kelenjar tiroid umumnya membesar. Konsistensi dan pembesaran kelenjar tergantung proses patologis yang mendasarinya. Kelenjar yang sangat besar disertai dengan peningkatan aliran darah bisa menyebabkan  bising tiroid.

E.KOMPLIKASI.
            Badai tiroid adalah suatu aktivitas yang sangat berlebihan dari kelenjar tiroid, yang terjadi secara tiba-tiba.
Badai tiroid bisa menyebakan:
       -  demam
       - kelemahan dan pengkisutan otot yang luar biasa
       - kegelisahan
       - perubahan suasana hati
       - kebingungan
       - perubahan kesadaran (bahkan sampai terjadi koma)
       - pembesaran hati disertai penyakit kuning yang ringan.
Badai tiroid merupakan suatu keadaan darurat yang sangat berbahaya dan memerlukan tindakan segera.
Tekanan yang berat pada jantung bisa menyebabkan ketidakteraturan irama jantung yang bisa berakibat fatal (aritmia) dan syok.
Badai tiroid biasanya terjadi karena hipertiroidisme tidak diobati atau karena pengobatan yang tidak adekuat, dan bisa dipicu oleh:
    - infeksi
    - trauma
    - pembedahan
    - diabetes yang kurang terkendali
    - ketakutan
    - kehamilan atau persalinan
    - tidak melanjutkan pengobatan tiroid
    - stres lainnya.
Badai tiroid jarang terjadi pada anak-anak.
F.PENGOBATAN DAN DIAGNOSA HYPERTHYROIDISM.
v  PENGOBATAN.
Hipertiroidisme biasanya dapat diatasi dengan obat-obatan, pilihan lainnya adalah:
   1).Pembedahan untuk mengangkat kelenjar tiroid atau pemberian yodium radioaktif.
   2).Setiap pengobatan memiliki kelebihan dan kekurangan.

Agar bekerja sebagaimana mestinya, kelenjar tiroid memerlukan sejumlah kecil yodium; jumlah yodium yang berlebihan bisa menurunkan jumlah hormon yang dibuat dan mencegah pelepasan hormon tiroid.Karena itu untuk menghentikan pelepasan hormon tiroid yang berlebih, bisa diberikan yodium dosis tinggi.
Pemberian yodium terutama bermanfaat jika hipertiroidisme harus segera dikendalikan (misalnya jika terjadi badai tiroid atau sebelum dilakukan tindakan pembedahan).
Yodium tidak digunakan pada pengobatan rutin atau pengobatan jangka panjang.

Ø  Propiltiourasil atau metimazol.
Merupakan obat yang paling sering digunakan untuk mengobati hipertiroidisme. Obat ini memperlambat fungsi tiroid dengan cara mengurangi pembentukan hormon tiroid oleh kelenjar. Kedua obat tersebut diberikan per-oral (ditelan), dimulai dengan dosis tinggi, selanjutnya disesuaika dengan hasil pemeriksaan darah terhadap hormon tiroid.
Obat ini biasanya bisa mengendalikan fungsi tiroid dalam waktu 6 minggu sampai 3 bulan. Dosis yang lebih tinggi bisa mempercepat pengendalian fungis tiroid, tetapi resiko terjadinya efek samping juga meningkat.
Efek samping:
Berupa reaksi alergi (ruam kulit), mual, hilang rasa dan penekanan sintesa sel darah merah di sumsum tulang. Penekanan sumsum tulang bisa menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah putih, sehingga penderita sangat peka terhadap infeksi.
Pada wanita hamil, penggunaan propiltriurasil lebih aman dibandingkan dengan metimazol karena lebih sedikit obat yang sampai ke janin
Ø  Obat beta bloker(misalnya propanolol)
Membantu mengendalikan beberapa gejala hipertiroidisme. Obat ini efektif dalam memperlambat denyut jantung yang cepat, mengurangi gemetar dan mengendalikan kecemasan.
Beta bloker terutama bermanfaat dalam mengatasi badai tiroid dan penderita yang memiliki gejala yang mengganggu atau berbahaya, yang hipertiroidismenya tidak dapat dikendalikan oleh obat lain. Tetapi beta bloker tidak mengendalikan fungsi tiroid yang abnormal.Hipertiroidisme juga bisa diobati dengan yodium radioaktif, yang menghancurkan kelanjar tiroid.
Yodium radioaktif per-oral memberikan pengaruh yang sangat kecil terhadap tubuh, tetapi memberikan pengaruh yang besar terhadap kelenjar tiroid. Karena itu dosisnya disesuaikan sehingga hanya menghancurkan sejumlah kecil tiroid agar pembentukan hormon kembali normal, tanpa terlalu banyak mengurangi fungsi tiroid.
Sebagian besar pemakaian yodium radioaktif pada akhirnya menyebakan hipotiroidisme. Sekitar 25% penderita mengalami hipotiroidisme dalam waktu 1 tahun setelah pemberian yodium radioaktif.Yodium radioaktif tidak diberikan kepada wanita hamil karena bisa melewati sawar plasenta dan bisa merusak kelenjar tiroid janin.
Pada tiroidektomi, kelenjar tiroid diangkat melalui pembedahan.
Pembedahan merupakan terapi pilihan untuk:
- penderita muda
- penderita yang gondoknya sangat besar
- penderita yang alergi terhadap obat atau mengalami efek samping akibat obat.
Setelah menjalani pembedahan, bisa terjadi hipotiroidisme. Kepada penderita ini diberikan terapi sulih hormon sepanjang hidupnya.
Komplikasi lain dari pembedahan adalah kelumpuhan pita suara dan kerusakan kelenjar paratiroid (kelenjar kecil di belakang kelenjar tiroid yang mengendalikan kadar kalsium dalam darah).

Ø  DIAGNOSA.
Tanda-tanda vital (suhu, nadi, laju pernafasan, tekanan darah) menunjukkan peningkatan denyut jantung. Tekanan darah sistolik bisa meningkat. Pemeriksaan fisik bisa menunjukkan adanya pembesaran kelenjar tiroid atau gondok.
Untuk menilai fungsi tiroid dilakukan pemeriksaan:
- TSH serum (biasanya menurun)
- T3, T4 (biasanya meningkat).
Selain itu ada juga berbagai test yang digunakan untuk diagnosa Hyperthyroidism misalnya:
- Test darah hormone thiroid
- X-ray scan – untuk mendeteksi adanya tumor
- CAT scan - untuk mendeteksi adanya tumor
- MRI scan - untuk mendeteksi adanya tumor
Penyakit ini juga mengubah hasil yang menyangkut test berikut:
- Vitamin B-12
- TSI
- Triglycerides
- RT3U
- Pengambilan yodium radioaktif
- glukosa Tes
 Cholesterol test                
- Antithyroglobulin antibodi.
G.KESIMPULAN
         Hyperthyroidism adalah kondisi dimana kelenjar tiroid memproduksi terlalu   banyak hormon tiroksin.
      Hyperthyroidism dapat dengan signifikan memicu metabolisme tubuh anda dan menyebabkan turunnya berat badan secara tiba-tiba, meningkatnya kecepatan atau ketidak normalan detak jantung, berkeringat, dan gugup atau cepat.
Beberapa pilihan pengobatan telah tersedia jika anda memiliki hyperthyroidism. Dokter menggunakan obat anti tiroid dan radioactive iodine untuk memperlambat produksi hormon tiroid. Terkadang, penanganan hyperthyroidism meliputi operasi untuk mengangkat kelenjar tiroid.

DAFTAR PUSTAKA

o   AACE, 2006 (Amended Version). American Association of Clinical Endocrinologists Medical Guidelines for Clinical Practice for the Evaluation and Treatment of Hyperthyroidism and Hypothyroidism. Endocr Pract. 2002 ; 8 (no.6) 459 – 469.
o   Wiersinga(2004). Adult Hypothyroidism. http://www.thyroidmanager.org.
o   Sutjahjo A, Murtiwi S, 2006. Hipotiroidisme: Diagnosis dan pengelolaan. Naskah Lengkap Surabaya Thyroid Symposium-1, Surabaya, 13 Mei 2006, 56-60.
o   Sutjahjo A, Tjokroprawiro A, Hendromartono, Pranoto A, Murtiwi S, Adi S, Wibisono S, 2007. Penyakit Kelenjar Gondok. Buku Ajar Penyakit Dalam. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Rumah Sakit Pendidikan Dr.Soetomo Surabaya. Editor: Tjokroprawiro A, Setiawan PB, Santoso D, Soegiarto G.  Airlangga University Press, hlm 86 – 92.
o   Bo Youn Cho. Hyperthyroid disease. Recognition and management. Medical Progress 1988; 15:17-31.
o   Bayer MF. Effective laboratory evaluation of thyroid status. Med Clin North Am 1991; 75:1-26.
o   Djokomoeljanto R. Pengobatan medik hipertiroidisme. Dalam Adam JMF (Ed): Endokrinologi Praktis. Diabetes Melitus, Tiroid, Hiperlipidemia. Ujung Pandang 1989:185-194.
o   Hershman JM. 2002. Hypothyroidism and Hyperthyroidism. In: Manual of Endocrinology and Metabolism. Editor Lavin N. 3th edition. Lippincott Williams & Williams, p 396 – 409.

o   Tjokroprawiro, 2007. Thyroid storm: Pathogenesis and Treatment. (Formulas TS-41668.24.6 and CS – 7.3.3 as Practical guidelines. Naskah Lengkap Surabaya Thyroid Symposium-1, Surabaya, 13 Mei 2006,
budi triyono nova di 00.32

Myasthenia Grafis


Penyakit Miastenia Gravis (Myasthenia Gravis)


Miastenia Gravis dapat menyerang otot apa saja, tapi yang paling umum terserang adalah otot yang mengontrol gerakan mata, kelopak mata, mengunyah, menelan, batuk dan ekspresi wajah. Bahu, pinggul, leher, otot yg mengontrol gerakan badan serta otot yang membantu pernafasan juga dapat terserang.
Miastenia Gravis menyebabkan terjadinya kelemahan progresif dan menyebar pada otot skeletal, yang bertambah buruk setelah beraktivitas dan melakukan gerakan yang berulang-ulang. Miastenia Gravis dapat muncul setelah terjadi ledakan kemarahan dan mengalami remisi secara periodik yang tidak dapat diramalkan. Di dalam ilmu kedokteran penyakit saraf (neurologi), MG termasuk jenis penyakit sulit yang tingkat kegawatannya tinggi. Penderita mengalami kelumpuhan otot secara bertahap dan jika akut akan mengalami gagal napas yang bisa mengakibatkan kematian
Miastenia Gravis (MG) termasuk penyakit langka. Penderitanya boleh dibilang 1 di antara 1.000. Miastenia Gravis dapat menyerang semua usia, namun paling banyak ditemukan pada usia antara 20 sampai 40 tahun. Miastenia Gravis lebih banyak menyerang wanita dibanding pria, yaitu 3:1, tetapi setelah usia 40 tahun, penyakit ini tampaknya dapat menyerang pria maupun wanita secara seimbang. Sekitar 20% bayi yang dilahirkan oleh ibu penderita Miastenia Gravis akan memiliki miastenia yang tidak menetap/transient (kadang permanen).
Penyakit ini akan muncul bersamaan dengan gangguan sistem kekebalan dan gangguan tiroid; sekitar 15% penderita miastenia gravis mengalami thymoma(tumor yang dibentuk oleh jaringan kelenjar thymus). Remisi terjadi pada 25% penderita penyakit ini.
Perjalanan klinis dari Myasthenia Gravis sangat bervariasi antara pasien satu dengan yang lainnya. Dari sekian banyak pasien Myasthenia Gravis, 14 % hanya dengan gejala-gejala mata saja yang mengarah pada ocular Myasthenia Gravis.
Myasthenia Gravis juga menyerang otot-otot wajah, laring dan faring. Keadaan ini dapat menyebabkan regurgitasi melalui hidung jika pasien mencoba menelan (otot-otot palatum), menimbulkan suara yang abnormal atau suara nasal (sengau) serta gangguan bicara (dysarthria), dan pasien tidak mampu menutup mulut, yang dinamakan sebagai tanda rahang menggantung.
Terserangnya otot-otot pernafasan terlihat dari adanya batuk yang lemah, dan akhirnya dapat berupa serangan dispnea (ketidak nyamanan dalam bernafas) dan pasien tidak lagi mampu untuk membersihkan lendir dari trakhea dan cabang-cabangnya. Pada kasus lanjut, gelang bahu dan panggul dapat terserang pula, dapat pula terjadi kelemahan pada semua otot-otot rangka.
Kelemahan otot pada Myasthenia Gravis meningkat pada saat aktivitas yang terus menerus dan membaik setelah periode istirahat. Pasien akan mengalami penurunan tenaga sepanjang hari, dengan kecenderungan kelelahan dalam satu hari, atau menjelang berakhirnya aktivitas. Jika dibiarkan, keluhan umum yang dialami oleh pasien biasanya berkembang menjadi kesulitan pengunyahan selama makan. Gejala dari berbagai kelemahan tersebut cenderung menjadi lebih buruk dengan adanya berbagai macam stress, kepanasan, infeksi serta pada penderita dengan akhir masa kehamilan. Terlalu sedih, stres, kelelahan, marah atau terlalu gembira bisa mengakibatkan penderita MG mengalami kekambuhan bahkan sampai mengalami gagal napas karena saraf-saraf napas tidak bisa bergerak.
Penyebab
Miastenia Gravis disebabkan oleh adanya kegagalan dalam transmisi impuls saraf pada sambungan saraf ke otot. Secara teoritis, gangguan ini dapat disebabkan oleh reaksi autoimun atau gangguan pada aktivitas neurotransmiter. Pada miastenia gravis, sistem imunitas tubuh menghasilkan antibodi yang menyerang suatu reseptor pada sambungan saraf ke otot (neuromuscular junction), yaitu reseptor yang berespon pada rangsangan asetilkolin. Dengan demikian, terjadi gangguan antara sel saraf dengan otot.
Pada banyak kasus, faktor penyebab penyakit Myasthenia Gravis ini masih bersifat idiopatik atau belum jelas. Namun, ada beberapa faktor yang diduga memicu penyakit ini, misalnya:
-Penicillamine, obat ini diduga memicu penyakit-penyakit autoimun termasuk myasthenia gravis.
-antibodi AChR. Hampir 90% dari kasus MG ditemukan adanya antibodi AChR.
-Obat-obatan yang memicu gejala-gejala MG, antara lain: antibiotik (aminoglycosides, ampicillin), Beta-adrenergic receptor blocking agents, Lithium, Procainamide, Verapamil, Quinidine, Chloroquine, anticholinergics dan timolol.
Intinya, myasthenia gravis terjadi dikarenakan autoimun.
Gejala
Gejala dapat muncul secara tiba-tiba. Sebagian besar penderita awalnya mengalami rasa lemah pada kelopak mata. Kelopak mata menutup dan penglihatan ganda merupakan tanda-tanda awal terjadinya gangguan ini. Karena kelopak mata yang menutup, penderita harus menaikkan kepalanya ke arah belakang untuk dapat melihat, namun otot leher juga dapat menjadi terlalu lemah untuk menyangga kepala.
Pada 90 % penderita, gejala awal berupa gangguan pada otot-otot ocular yang menimbulkan ptosis (menurunnya kelopak mata) dan diplopia (penglihatan ganda). Diagnosis dapat ditegakkan dengan memperhatikan otot-otot levator palpebrae kelopak mata. Bila penyakit hanya terbatas pada otot-otot mata saja, maka perjalanan penyakitnya sangat ringan dan tidak akan menyebabkan kematian.
Gejala dominan penyakit ini adalah kelemahan otot-otot skeletal dan kelelahan. Pada tahap awal, mudah terjadi kelemahan pada otot, tanpa ditemukan adanya gejala yang lain. Pada akhirnya, gejala ini dapat semakin parah dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Biasanya, otot terasa kuat pada pagi hari dan semakin lemah kemudian, terutama setelah melakukan latihan atau aktivitas fisik. Istirahat singkat dapat mengembalikan fungsi otot untuk sementara. Kelemahan otot kemudian semakin berkembang, sampai akhirnya beberapa otot menjadi tidak dapat berfungsi sama sekali.
Gejala yang muncul tergantung pada kelompok otot yang terkena. Gejala menjadi lebih jelas ketika penderita menstruasi, mengalami stres emosional, terpapar udara dingin atau sinar matahari terlalu lama, atau terkena infeksi.
Penderita dapat mengalami kesulitan dalam mengunyah dan menelan. Penderita juga dapat mengalami kesulitan bernafas, karena kelemahan otot-otot pernafasan. Penderita krisis miastenik (gangguan pernafasan yang muncul tiba-tiba) dapat terkena pneumonia dan infeksi saluran pernafasan lainnya. Situasi ini dapat bertambah parah sehingga memerlukan ventilasi mekanis serta saluran udara darurat.
Gejala yang diderita oleh penderita MG antara lain kesulitan menelan (dysphagia), kelopak mata turun (ptosis), kesulitan berbicara (dysarthria), dan penglihatan ganda (diplopia). Sebagian besar penderita MG memiliki wajah yang khas. Matanya terlihat seolah-olah mengantuk. Lemahnya otot pada leher membuat kepala si penderita sering terjatuh ke depan atau kebelakang.
Komplikasi
Myasthenia gravis ditandai dengan lemahnya berbagai otot pada tubuh. Dan apabila otot pernafasan melemah, maka akan terjadi gagal pernafasan akut. Ini merupakan salah satu komplikasinya.
Kesulitan menelan (dysphagia).
Komplikasi lainnya juga bisa terjadi akibat obat yang dikonsumsi. Misalnya penggunaan steroid jangka panjang. Komplikasi yang ditimbulkan seperti katarak, hipertensi, dan hiperglikemia (kadar gula darah naik).
Mencegah dan Merawat Myasthenia gravis
Sebenarnya penyakit ini tidak dapat dicegah secara langsung, namun dapat dihindari dengan cara:
– mengurangi stress emosional
– jangan bekerja terlalu keras
– menghindari paparan langsung suhu ekstrim
– menghindari demam dan penyakit lain seperti infeksi pernafasan, pneumonia, abses gigi
– Tentukan waktu makan rutin
= makan makanan yang lunak dan hindari makanan lengket yang memerlukan banyak mengunyah. (Go sehat.com)