Tampilkan postingan dengan label pencernaan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pencernaan. Tampilkan semua postingan

Senin, 01 Februari 2016

Bangle


4 Bangle

Manfaat :
Lever, Peluruh Lemak, Pencernaan, Gangguan syaraf.

Lengkapnya :
Bangle (Zingiber purpureum Roxb.)
Sinonim : Zingiber cassumunar, Roxb.
Familia : Zingiberaceae

Uraian :
Bangle tumbuh di daerah Asia tropika, dari India sampai Indonesia. Di Jawa dibudidayakan atau di tanam di pekarangan pada tempat-tempat yang cukup mendapat sinar matahari, mulai dari dataran rendah sampai 1.300 m dpi.

Pada tanah yang tergenang atau becek, pertumbuhannya akan terganggu dan rimpang cepat membusuk. Herba semusim, tumbuh tegak, tinggi 1-1,5 m, membentuk rumpun yang agak padat, berbatang semu, terdiri dari pelepah daun yang dipinggir ujungnya berambut sikat. Daun tunggal, letak berseling. Helaian daun lonjong, tipis, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi rata, berambut halus, jarang, pertulangan menyirip, panjang 23-35 cm, lebar 20-40 mm, warnanya hijau.

Bunganya bunga majemuk, bentuk tandan, keluar di ujung batang, panjang gagang sampai 20 cm. Bagian yang mengandung bunga bentuknya bulat telur atau seperti gelendong, panjangnya 6-10 cm, lebar 4-5 cm. Daun kelopak tersusun seperti sisik tebal, kelopak bentuk tabung, ujung bergerigi tiga, warna merah menyala. Bibir bunga bentuknya bundar memanjang, warnanya putih atau pucat.

Bangle mempunyai rimpang yang menjalar dan berdaging, bentuknya hampir bundar sampai jorong atau tidak beraturan, tebal 2-5 mm. Permukaan luar tidak rata, berkerut, kadang-kadang dengan parut daun, warnanya coklat muda kekuningan, bila dibelah berwarna kuning muda sampai kuning kecoklatan. Rasanya tidak enak, pedas dan pahit. Bangle digolongkan sebagai rempah-rempah yang memiliki khasiat obat.

Panenan dilakukan setelah tanaman berumur satu tahun. Perbanyakan dengan stek rimpang.

Nama Lain :
Panglai (Sunda)
Bengle (Jawa)
Pandhiyang (Madura)
Mugle, bengle, bungle, baglai, baniai, banglai, bunglai,; Bangle, kunit bolai, kunyit bolai (Sumatera)
Banggele (Bali)
Khasiat :
Rimpang :
- Demam, sakit kepala.
- Batuk berdahak.
- Perut nyeri, masuk angin.
- Sembelit.
- Sakit kuning.
- Cacingan.
- Rheumatism.
- Ramuan jamu pada wanita setelah melahirkan.
- Mengecilkan perut setelah melahirkan.
- Kegemukan.

Daun:
· Tidak napsu makan.
· Perut terasa penuh.

Cara pemakaian :
1. Demam, masuk angin.
15 g rimpang bangle yang segar dicuci lalu diparut. Tambahkan 1/2 cangkir air panas dan 2 sendok makan madu. Diaduk merata lalu diperas dan disaring, minum. Lakukan 2 kali sehari.

2. Perut mules:
Rimpang bangle, rimpang jahe, kencur dan lempuyang wangi, masing-masing 1/2 jari tangan dicuci lalu diiris tipis-tipis. Rebus dengan 1 gelas air bersih sampai tersisa 1/2 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum.

3. Sakit kepala karena demam:
Rimpang segar secukupnya dicuci bersih lalu diparut. Tambahkan sedikit air sampai menjadi adonan seperti bubur. Dipakai sebagai pilis pada dahi.

4. Sakit kuning:
1/2 jari rimpang bangle dicuci bersih lalu diparut. Tambahkan air masak dan madu masing-masing 1 sendok makan. Peras dan saring, minum. Lakukan 2 kali sehari.

5. Nyeri sendi (rheumatism):
Rimpang segar secukupnya dicuci Ialu diparut, tambahkan arak sampai menjadi adonan seperti bubur encer. Borehkan kebagian sendi yang sakit.

6. Mengecilkan perut setelah melahirkan:
Rimpang bangle secukupnya dicuci lalu diparut, borehkan pada perut.

7. Cacingan:
3 jari rimpang bangle, 2 jari temu hitam, 5 biji ketumbar dan 5 lembar tangkai daun sirih dicuci lalu diiris tipis-tipis, kemudian ditumbuk halus. Tambahkan 1/ 2 cangkir air masak, diaduk merata lalu  diperas dan disaring. Minum.

8. Radang seiaput lendir mata:
Rimpang bangle dan kunyit sebesar 1 buku jari tangan dan 13 butir jinten hitam dicuci bersih lalu dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 1 gelas air bersih sampai tersisa setengahnya. Setelah dingin disaring, minum.

9. Kegemukan / mengurangi lemak tubuh:
a. Sepotong rimpang bangle dan 7 lembar daun jati belanda dicuci lalu direbus dengan 1,5 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 2 kali minum. Pagi dan sore hari.
b. 1/2 jari rimpang bangle, 1/2 jari rimpang temu giring, 3/4 jari rimpang lempuyang wangi, 1/4 genggam daun kemuning, 1/4 genggam daun jati belanda, 3 jari gula enau, dicuci dan dipotong- potong seperlunya. Rebus dengan 4 1/2 gelas air bersih sampai tersisa 1/2-nya. Setelah dingin disaring, minum. Sehari 3 x 3/4 gelas.
c. Rimpang bangle dan rimpang temu hitam, masing-masing 1/2 jari tangan, dicuci lalu diparut. Tambahkan 1 sendok makan air jeruk nipis dan 2 sendok makan madu, aduk merata sambil diremas remas. Peras dan saring, minum. Lakukan 2-3 kali sehari.

Untuk info Terapi Herbal hubungi :

Rumah Sehat Thera Afiat
Jl. Kelapa Sawit Blok D/D No. 15
Samping Pusat Kajian Al Quran dan Informasi Islam
Kelapagading
Jakarta Utara

Telp./WA  08111494599
08788 3171247
Pin 28303BAC

Source:



Lever, Peluruh Lemak, Pencernaan, Gangguan syaraf, RS Thera Afiat, Verri JP MA, Bangle, Bekam Kelapa Gading,

Jumat, 03 Juli 2015

JAGALAH ORGAN PENCERNAAN KITA


Di zaman modern seperti sekarang ini, ketika teknologi semakin maju, gaya hidup manusia berubah, segala sesuatu terasa menjadi lebih mudah. Namun justru semakin banyak penyakit baru yang bermunculan dan semakin lama semakin sulit diobati. Teknologi modern dibidang kesehatan seakan berkejar-kejaran dengan penyakit. Ketika suatu penyakit baru dengan susah payah bisa diobati, maka akan timbul penyakit yang baru lagi. Bahkan ada beberapa jenis penyakit yang sampai sekarang belum ada obatnya.

Beberapa abad yang lalu, Rasulullah Muhammad saw. telah menjelaskan tentang sumber penyakit yang berawal dari kotoran menumpuk didalam usus kita. Hal ini sesuai dengan hadist Rasulullah “Sumber dari pada penyakit adalah perut. Perut adalah gudang penyakit dan berpuasa itu adalah obat” (HR. Muslim).
Ternyata apa yang disampaikan Rasulullah tersebut benar adanya. Hal tersebut terbukti dengan munculnya beberapa pendapat serupa juga disampaikan oleh beberapa ahli :
“Parasit hidup membiak pada sistem perut yang kotor” (Dr. Robert Gray USA)
“Penyebab segala penyakit bukan dari bakteri, melainkan toksin/ racun yang berawal dari keracunan makanan. Toksin/ racun ini menyebabkan rusaknya sel tissu sehingga terjangkit bakteri” (dr. Henry B Beley. USA)
“Cuci usus akan menghilangkan sembelit, rasa lesu, penyakit lemah pencernaan, sakit sendi, sakit pinggang, perut kembung, kencing manis dan lain-lain” (Dr. Norman Walker, Dsc, Phd. USA)
“Hanya ada satu penyakit yaitu tidak sempurnanya pengeluaran” – “Saya telah mengalami banyak kasus pembedahan dapat dielakkan dengan cara mencuci usus, karena 90% dari penyakit manusia dimasa kini disebabkan oleh usus yang kotor dan tidak berfungsi dengan normal” (Dr. William Arbuthnet lane, M.D. London)

Dapat dikatakan hal tersebut menjelaskan bahwa sumber utama penyakit tersebut adalah sisa makanan yang menempel pada dinding usus. yang tidak bisa keluar/ tidak terbuang secara sempurna. Karena sudah bertahun-tahun maka semakin lama semakin tebal dan mengkerak. Sisa makanan yang sudah lama menumpuk menjadi busuk dan berubah menjadi racun/ toksin yang berbahaya. Padahal makanan yang kita makanpun sebenarnya sudah mengandung racun, dari padi yang diberi pupuk kimia, pestisida. Ternak yang diberi konsentrat, hormon pertumbuhan. Makanan yang diberi pengawet, pewarna maupun pemanis buatan. Air minum yang berasal dari sumber air yang tidak baik ataupun yang diolah dengan kaporit, klorin dll. Dan obat-obatan yang diminum secara sembrono.

Racun/ toksin yang tidak mampu disaring ginjal pada akhirnya menyebar keseluruh tubuh dan menyebabkan berbagai macam penyakit yang tergantung di tempat mana tubuh/ organ tubuh keracunan. Itu sebabnya kita lebih mudah sakit, bahkan sekarang banyak yang masih berusia muda tapi penyakitnya sudah segudang, dari mulai maag, asam urat, kolesterol tinggi, diabet, stroke dll.

Intinya sumber penyakit itu ada dalam usus kita. Obat apapun yang digunakan mengobati penyakit menjadi tidak maksimal. Tapi kalau sumber penyakit tersebut hilang, organ tubuh bisa berfungsi dengan normal, maka tanpa obat-pun berbagai macam penyakit bisa disembuhkan oleh tubuh kita sendiri. (Source Rahmat bekam)

Untuk info Urut dan pijat hubungi :

Rumah Sehat Thera Afiat
Jl. Kelapa Sawit Blok D/D No. 15
Samping Pusat Kajian Al Quran dan Informasi Islam
Kelapagading
Jakarta Utara

Telp./WA  08111494599
08788 3171247
Pin 28303BAC

Source:










Selasa, 09 Juni 2015

Kunyit VS Rematik

Kunyit VS Rematik

Kurkumin, pigmen kuning dari kunyit, telah lama digunakan untuk tujuan kesehatan dalam pengobatan Cina dan Ayurvedic.
Di antaranya untuk kondisi:
pencernaan dan hati,
kesulitan menstruasi,
sakit gigi,
Bahkan banyak yang mengatakan bahwa kunyit juga manjur untuk mengatasi rematik.
Apakah itu benar? Jika ya, bagaimana dengan mekanisme kerjanya?

Tangani Rematik dengan Konsumsi Kunyit

Para ilmuwan dari University of Arizona College of Medicine menyatakan bahwa kunyit dapat membantu mengatasi penyakit rheumatoid arthritis dan osteoporosis. Itu terjadi karena ekstrak kurkuminoid yang ada pada kunyit mampu menghambat faktor NF-KB pada sendi.

Ketika diaktifkan, faktor NF-KB bisa menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan sendi. Oleh sebab itu, kunyit dapat membantu menurunkan rasa sakit dan pembengkakan, meningkatkan mobilitas sendi, serta mencegah keropos tulang.
Kurkumin juga dikenal sebagai antioksidan yang kuat. Antioksidan dapat melindungi sel-sel dari serangan radikal bebas. Perlu diketahui, radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan sel dan penurunan sistem kekebalan tubuh yang selanjutnya menimbulkan infeksi, penyakit degeneratif, dan kanker.

Dengan demikian, antioksidan seperti kurkumin memainkan peran kunci untuk menangani radang sendi dan juga dapat membantu untuk mencegahnya.


Untuk info  Herbal hubungi :

Rumah Sehat Thera Afiat
Jl. Kelapa Sawit Blok D/D No. 15
Samping Pusat Kajian Al Quran dan Informasi Islam
Kelapagading
Jakarta Utara

Telp./WA  08111494599
08788 3171247
Pin 28303BAC

Source:

Label:
Curcumin, Kunyit, kunir, pencernaan, hati, kesulitan menstruasi, sakit gigi,
rheumatoid arthritis, osteoporosis, Verri JP MA, Artikel, Kelapa Gading, NFKB,


Senin, 26 Januari 2015

Bahagiakan Pencernaanmu

"Kualitas hidupmu ditentukan oleh apa saja yang kamu masukan kedalam perutmu"

Saluran cerna adalah organ tubuh yang sangat vital untuk hidup kita. Dari sini kita mendapat asupan makan yg kemudian di serap kedalam tubuh yang akan menjadi energi dan tenaga dalam aktivitas sehari-hari.

Organ tubuh yang pertama di mulut untuk asupan makan, lalu diproses dalam perut. dan yang terakhir di lubang pelepasan kotoran sisa makanan atau anus.

Ada pepatah yang mengakatan "kualitas hidupmu ditentukan oleh apa saja yang kamu masukan kedalam perutmu". Nah dari sini bisa kita evaluasi apakah makanan yang kita makan sehat dan bergizi atau sebaliknya yang meracuni tubuh dan bikin sakit.

1. Mulut.
 Mulut selain untuk komunikasi dalam konteks pencernaan adalah sebagai organ awal masuknya makanan kedalam tubuh. Disini terletak indera perasa dilidah seperti manis, asin, pahit, pedas, dsb. Ingat bahwa bukan makanan enak menjamin kualitas makanan, tapi lihat mutu makanannya, apakah sudah mengandung gizi dan vitamin yang baik atau sebaliknya karena banyak makanan sekarang yang sudah tidak alami dengan menggunakan pengawet dan pewarna buatan yang bisa merusak kesehatan.

Setelah bisa memilih makanan yang baik dan sehat plus halal, selanjutnya cara memakan dengan mengunyahnya 20-30 kali kunyah, ini agar makanan bisa hancur dan tercampur air liur sebagai enzim yang sangat membantu proses pelumatan di lambung.

Sebelum dan sesudah makan pastikan meminum air secukupnya agar cairan dalam tubuh kita terpenuhi dan terhindar dari dehidrasi. Air sangat berguna bagi tubuh karena tubuh kita 70 persen air. Manfaatnya selin itu adalah melancarkan proses makanan dan menyegarkan tubuh plus nilai pembersihan dari racun atau toxin. Murah dan gampang minum air putih jadi lakukanlah dengan maksimal, minimal 2 liter sehari.

2. Kerongkongan
Setelah makanan masuk dan dikunyah dalam mulut maka selanjutnya makanan akan ditelan dan masuk kerongkongan yang akan mengantarkannya ke lambung dengan proses seperti pemijatan. Makan dengan pelan dan jangan terburu-buru agar kerongkongan bekerja maksimal dan tidak tersendak atau batuk karena makanan terlalu cepat dipaksa masuk.

3. Lambung
Nah di lambung adalah pusat atau tempat dimana makanan yang tadinya kita makan akan tertampung disini. Lambung adalah pusat pencernaan yang didalamnya terdapat enzim untuk melumat dan menghancurkan makanan. Kira-kira membutuhkan waktu 3sampai 5 jam agar makanan terurai dan lebur.

Jika makanan yang kita makan kaya gizi dan berserat tinggi maka akan memudahkan kinerja lambung, tapi jika makanan yang kita makan tinggi kolesterol banyak lemak, keras, dan tidak mengandung buah atau sayur, maka kinerja lambung akan terganggu karena makanan yang kita masukkan itu berat untuk kinerja lambung.

Selain itu perhatikan juga faktor kebiasaan atau pola makan kita agar teratur karena tubuh dan otak kita punya sistem dari kebiasaan. Jika biasa sarapan pagi, makan siang, dan makan sore/malam. Maka lakukan dengan teratur dan berkesinambungan. Jika tidak teratur dengan alasan sibuk dan lupa makan maka akan terjadi gejala sakit Maag atau iritasi lambung yang menyebabkan perut tidak nyaman dan sakit. Maka untuk mencegahnya sebelum sakit datang makanla dengan teratur dan berserat tinggi.

4. Usus halus.
Setelah terlumat dilambung maka makanan akan diteruskan ke usus halus, disini makanan akan diserap melalu otot dan saraf yang mengantarkan semua kandungan gizi makanan keseluruh tubuh menjadi energi seperti gerakan tubuh dan otak untuk berfikir. Sebenarnya selain usus halus ada organ lain yang membantu juga dalam proses pengurai makanan menjadi energi tubuh seperti hati dan pankreas. Jika makanan yang kita makan sehat dan gizi seimbang tentu saja badan sehat dan organ vital yang membantu proses pencernaan akan baik juga, tetapi jika yang kita makan adalah makanan buruk makan akan menyakiti organ tubuh karena terkotori oleh makanan tersebut. Jangan heran banyak orang berpenyakitan dalam tubuhnya karena faktor utama tidak memperhatikan pola makanannya.

5. Usus besar.
 Setelah makan diserap semua di usus halus atau usus 12 jari maka sisanya akan di ditampung di usus besar untuk selanjutnya di buang melalui anus. Yang perlu di ingat disini adalah mengatur jadwal buang air besar agar usus besar sehat karena sisa makanan ini sifatnya busuk dan proses pembusukan akan buruk bagi kesehatan usus jika terlalu lama tidak dikeluarkan. Seperti yang saya ulas di atas bahwa makanan mesti tinggi serat seperti sayuran dan buah selain membantu kinerja lambung juga mempermudah BAB sehingga terhindar dari sembelit atau susah buang air besar. Banyak makanan yang buruk masuk menyebabkan kanker usus dan untuk mencegahnya sekali lagi jaga makanan yang kita makan dipastikan sehat bagi tubuh.

6. Anus
Akhir dari proses pencernaan dan sisa makanan adalah di lubang pelepasan atau anus. Lubang ini letaknya paling bawah dan terkahir dimana sisa makanan atau kotoran tubuh dibuang. Langkah yang baik adalah menjaga kebersihan anus, jika selesai BAB bersihkan dengan maksimal agar tidak terisia kotoran dan kuman. Buanglah kotoran atau BAB dengan teratur karena jika teratur atau sampai beberapa hari tidak BAB maka kotoran atau feses akan menjadi keras. Efeknya akan susah BAB dengan mengejang berlebihan. Nah jika ini sering terjadi akan menyebabkan gejala ambeien atau wasir, dalam bahasa kedokteran dinamakan hemoroid yakni terjadinya pelebaran dan pembengkakan di pembuluh vena karena terlalu mengejang berlebihan.

Itu mungkin yang bisa saya share sebagai pengetahuan yang mungkin bagi teman-teman sudah tidak asing tapi sangat penting untuk dipahami bersama agar menjaga pola makan dan kesehatan untuk hidup sehat itu penting sehingga kita bisa hidup sehat dan maksimal dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Tentu saja selain faktor makanan ada hal lain yang perlu kita perhatikan dan di jaga seperti istirahat yang cukup, olahraga, dan pola pikir sehat agar terhindar dari stres berkepanjangan dengan berfikir positif dan bahagia.