Tampilkan postingan dengan label Training Ruqyah Mandiri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Training Ruqyah Mandiri. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 02 Mei 2015

Pelatihan Ruqyah Syar’iyyah Mandiri ( Seri 1/10 Pelatihan Ruqyah Mandiri)




Pelatihan Ruqyah Syar’iyyah Mandiri

Manusia dalam mempertahankan hidupnya (survive) atau dalam persaingannya membutuhkan jaminan atau dukungan keamanan, kekuatan, perlindungan, jaminan ekonomi (rezeki), kesehatan, kepandaian, kewibawaan dan lain-lain. Segala cara dilakukan demi mempertahankan diri dan untuk memenangkan persaingan.

Diantara cara yang ditempuh oleh manusia untuk memperoleh jaminan dan dukungan itu adalah dengan cara mengandalkan “jalan ghaib” baik dalam bentuk sesuatu yang dibacakan, dituliskan, berupa benda yang dibawa atau dipakai/disimpan, melakukan ritual tertentu  yang dimakan atau diminum oleh nafas atau gerak tertentu dan sebagainya. Semua itu terkait dengan pengembangan berikut dan aktivitas yang berhubungan dengan ruqyah.

MEMAHAMI RUQYAH  ( Seri 1/10    Pelatihan Ruqyah Mandiri)

Ruqyah atau mantera (jawa : suwuk, jopa-japu) sudah ada sejak sebelum Rosulullah SAW diutus. Keberadaannya dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Hanya saja Islam melarang setiap hal yang mendatangkan kerugian dan kesesatan, sekalipun hal itu ‘dibutuhkan’.

Islam menggantikan setiap kebutuhan yang dilarang itu dengan sesuatu yang halal yang lebih baik dan menjamin kebahagiaan hidup selamanya. Mantera-mantera (Ruqyah) untuk perlindungan atau penyembuhan – baik yang jelas ke-syirik-annya maupun yang samar-samar – adalah suatu yang dilarang, sekalipun ‘seolah-olah’ mendatangkan hasil. Dalam sebuah riwayat shohih diberitakan:

عَنْ عَوْفٍ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه قـال : كُنَّا نَرْقِي فِى الْجَـاهِلِيَّةِ، فَقُلْنـَا يـَا رَسُوْلَ اللهِ كَيْفَ تَرَى بِذلِكَ ؟ فَقَالَ : أَعْرِضُوْا عَلَيَّ رُقَاكُمْ لاَ بَـأْسَ بِالرُّقْيَةِ مَالَمْ تَكُنْ شِرْكـاً (رواه مسلم

“Dari sahabat ‘Auf bin Malik ra dia berkata : Kami dahulu meruqyah di masa Jahiliyyah, maka kami bertanya : “Ya Rosulullah, bagaimana menurut pendapatmu ?” Beliau menjawab : “Tunjukkan padaku Ruqyah (mantera) kalian itu. Tidak mengapa mantera itu selama tidak mengandung kesyirikan” (HR. Muslim).

Hadits tentang 70 ribu golongan yang masuk surga tanpa hisab. Dalam syarh Imam Nawawi menjelaskan bahwa yang dimaksud tidak meminta ruqyah dalam hadits ini adalah ruqyah syirkiyah. Adapun ruqyah syari’yyah baik yang meruqyah maupun yang minta diruqyah bukan yang dimaksud dalam hadits ini. Karena bagaimanapun Nabi dan para Sahabatnya juga meruqyah. Bahkan Nabi pun pernah diruqyah oleh Aisyah Ra ketika beliau sakit seperti yang diriwayatkan Imam Al Bukhori dan Muslim.

Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz berpendapat bahwa memintakan Ruqyah bagi yg membutuhkannya tidak menyebabkan seorang muslim tidak memperoleh (kesempatan) termasuk 70 ribu orang (yang dijamin masuk surga tanpa hisab) beliaupun – hafizhohullah – berpandangan bahwa “disukai” melakukan pengobatan dari derita penyakit.

Kaidah dalam Ruqyah
Ibn Hajar mengutip pendapat Imam Nawawi rahimahullah: “Ijma’ Ulama sepakat bahwa boleh melakukan Ruqyah dengan memenuhi 3 syarat”: Hendaklah dilakukan dengan kalamullah atau Asamaa dan Sifat-Nya.
Hendaklah dengan bahasa arab atau bahasa lain yang dimengerti (yang tidak mengandung kesyirikan).
Berkeyakinan bahwa bukanlah pelaksanaan ruqyah itu semata-mata yang memberi pengaruh tetapi Allah SWT yang memberikannya.”

Syubhat-syubhat dalam Ruqyah

Jimat dari Al-Quran
Tamimah adalah suatu yang dijahit dan digantungkan yang diyakini dapat menolak penyakit.  Tamimah termasuk kesyirikan:
 “Barangsiapa menggantungkan sesuatu maka sungguh ia telah menyekutukan Allah”. (HR. Ahmad).

Khodam dari Malaikat
Khadam adalah pembantu, diyakini dapat menjaga dan melindungi dengan ritual tertentu. Khadam malaikat adalah kebohongan (As-Saba’: 40-41).

Melihat bangsa jin
Melihat jin adalah salah satu bentuk gangguan jin karena pada dasarnya manusia biasa tidak dapat melihat jin (Al-Jinn: 26-27) kecuali didalamnya sudah ada/dibantu oleh jin.

Kerjasama dengan bangsa jin
Kemampuan memerintah dan menguasai bangsa jin adalah kekhususan yang diberikan kepada Nabi dan Rasul terutama Nabi Sulaiman (Shad: 35). Tidak ada jin yang memberi imbalan tanpa minta imbalan (Al-An’am: 128). Meminta perlindungan dari bangsa jin hanya menambah dosa dan kesalahan (Al-Jin: 6).
(Source: MNadhifKhalyani, Nursan Abu Bahy)


Untuk info Ruqyah  pelatihan ruqyah mandiri  dan  penyembuhan hubungi :

Rumah Sehat Thera Afiat
Jl. Kelapa Sawit Blok D/D No. 15
Samping Pusat Kajian Al Quran dan Informasi Islam
Kelapagading
Jakarta Utara

Telp./WA  08111494599
08788 3171247
Pin 28303BAC

Source:




PERSIAPAN RUQYAH (Seri 2/10 Pelatihan Ruqyah Mandiri)



PERSIAPAN RUQYAH (Seri 2/10   Pelatihan Ruqyah Mandiri)

1. Niat untuk ruqyah dan sebaiknya dalam keadaan berwudlu, tazkiyyatunnufus (bersihkan diri dari penyakit hati, segala pintu syaitan: riya’, sombong, marah, dengki, sedih, takut, dsb).
2. Bertaubat dan beristighfar kepada Allah SWT atas dosa-dosa (terutama dosa syirik) dan kemaksiatan yang pernah kita lakukan dari sejak akil baligh. Karena hakekat dari semua musibah yang menimpa kita (termasuk sakit) dikarenakan ulah kita sendiri, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Ash-Shura ayat 30:

 وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)”
Segera meminta maaf kepada kedua orang tua dan orang-orang yang pernah kita sakiti (doakan untuk kebaikan mereka jika sudah wafat).

3. Ikhlas dan ridho dari segala apa yang Allah SWT berikan dan takdirkan, karena yakin bahwa semua yang terjadi adalah yang terbaik untuk kita.
Berlapang dada dan memaafkan secara ikhlas terhadap orang-orang yang pernah menyakiti hati kita dan mendzolimi kita, doakan mereka agar diberi hidayah oleh Allah SWT (lupakan dan jangan diingat2 kejelekannya lagi). Dengan musibah ini insya Allah akan menggugurkan dosa-dosa kita, meningkatkan derajat disisi Allah SWT, maka sudah sepatutnyalah kita harus selalu bersyukur kepada-Nya.
4. Pasrahkan kesembuhan sepenuhnya kepada Allah SWT, kuatkan keyakinan kita bahwa hanya Allah SWT yang bisa memberikan kesembuhan (bukan dari peruqyah atau yang lainnya)

Dua modal utama dalam menghadapi gangguan jin, yaitu keimanan dan tawakal kepada Allah SWT, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat An-Nahl ayat 99:

 إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

“Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya”

Jauhi perbuatan syirik, tinggalkan amalan-amalan bid’ah yang tidak ada tuntunan dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, musnahkan jimat dan benda2 pusaka jika masih disimpan, karena dari situlah pintu masuk gangguan syaitan, sebagaimana firman Allah SWT dalam ayat berikutnya Surah An-Nahl ayat 100:

 إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُم بِهِ مُشْرِكُونَ
“Sesungguhnya kekuasaannya (syaitan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah”

Lalu membaca dua kalimat Syahadat dan Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.

5. Perkokoh pondasi keimanan kita
Buang rasa was-was dan takut dalam menghadapi jin kafir yang mengganggu, yakin bahwa tipu daya syaitan itu sangat lemah, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah An-Nisa ayat 76:

الَّذِينَ آمَنُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّـهِ ۖ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ فَقَاتِلُوا أَوْلِيَاءَ الشَّيْطَانِ ۖ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا

“Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah”

Dan akhirnya pasti kebenaran itu akan datang dan kebatilan itu akan lenyap, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al-Isra’ ayat 81:

 وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ ۚ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا

“Dan katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap”. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap”

Dalam ayat selanjutnya dijelaskan bahwa ayat-ayat Al-Quran yang dibacakan akan menjadi syifa (penawar) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, Surat Al-Isra’ ayat 82:

 وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ ۙ
وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا

“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”
(Source: MNadhifKhalyani, Nursan Abu Bahy)

  
Untuk info Ruqyah  pelatihan ruqyah mandiri  dan  penyembuhan hubungi :

Rumah Sehat Thera Afiat
Jl. Kelapa Sawit Blok D/D No. 15
Samping Pusat Kajian Al Quran dan Informasi Islam
Kelapa Gading
Jakarta Utara

Telp./WA  08111494599
08788 3171247
Pin 28303BAC

Source:

IKRAR PENGINGKARAN DAN PEMUTUS IKATAN DENGAN JIN (Seri 3/10 Pelatihan Ruqyah Mandiri )



IKRAR PENGINGKARAN DAN PEMUTUS IKATAN DENGAN JIN (Seri 3/10  Pelatihan Ruqyah Mandiri )

Melakukan diagnosa awal sangat penting untuk mengidentifikasi jenis gangguan jin, agar kita bisa lebih fokus dan efektif dengan mengucapkan ikrar pemutus ikatan jin yang mengganggu, berikut contoh-contoh dakwah, peringatan dan ikrar pemutusan ikatan dengan jin pengganggu:

1. Mendakwahi dan menyampaikan peringatan kepada Jin:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. (QS Adz-Dzariat: 56).

يَا قَوْمَنَا أَجِيبُوا دَاعِيَ اللَّـهِ وَآمِنُوا بِهِ يَغْفِرْ لَكُم مِّن ذُنُوبِكُمْ وَيُجِرْكُم مِّنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ ﴿٣١﴾ وَمَن لَّا يُجِبْ دَاعِيَ اللَّـهِ فَلَيْسَ بِمُعْجِزٍ فِي الْأَرْضِ وَلَيْسَ لَهُ مِن دُونِهِ أَوْلِيَاءُ ۚ أُولَـٰئِكَ فِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ

Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih. Dan orang yang tidak menerima (seruan) orang yang menyeru kepada Allah maka dia tidak akan melepaskan diri dari azab Allah di muka bumi dan tidak ada baginya pelindung selain Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata”. (QS Al-Ahqaf: 31 – 32).

Menyampaikan seruan atau peringatan kepada Jin sebelum dibacakan ayat-ayat ruqyah:

أَنْشُدُكُمْ بِالْعَهْدِ الَّذِيْ أَخَذَهُ عَلَيْكُمْ سُلَيْمَانُ أَنْ تَخْرُجُوْا وَتَرْحَلُوْا مِنْ بَيْتِنَا أُنَا شِدُكُمُ اللهَ أَنْ تَخْرُجُوْا وَلاَ تُؤْذُوْا أَحَدًا

“Aku peringatkan kalian dengan sumpah yang pernah diucapkan oleh Nabi Sulaiman kepada kalian: keluarlah dan pergilah kalian dari rumah kami. Aku sumpah kalian denga nama Allah: Keluarlah kalian dan janganlah kembali menyakiti seorangpun“.

2. Mencegah kesurupan dan reaksi keras saat ruqyah

Sebelum proses ruqyah, bacakan doa untuk mencegah kesurupan:
“Ya Allah, haramkanlah hati dan pikiranku dikuasai oleh jin. Ya Allah, haramkanlah tangan kaki dan tubuhku dikuasai oleh jin. Ya Allah, haramkan darahku dikuasai oleh jin. Ya Allah, lemahkan seluruh kekuatan jin dalam tubuhku. Ya Allah, tarik semua jin, sihir, benda ghoib, penyakit fisik dan psikis dalam tubuhku.”

Niatkan untuk mengikat jin bacakan (QS Al-Haaqqaa: 30 – 32):

خُذُوهُ فَغُلُّوهُ ﴿٣٠﴾ ثُمَّ الْجَحِيمَ صَلُّوهُ ﴿٣١﴾ ثُمَّ فِي سِلْسِلَةٍ ذَرْعُهَا سَبْعُونَ ذِرَاعًا فَاسْلُكُوهُ ﴿٣٢﴾

“(Allah berfirman): “Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya, kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala, kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta”.

3. Pernyataan pemutusan perjanjian dengan Jin

بَرَاءَةٌ مِّنَ اللَّـهِ وَرَسُولِهِ إِلَى الَّذِينَ عَاهَدتُّم مِّنَ الْمُشْرِكِينَ

“(Inilah pernyataan) pemutusan hubungan dari Allah dan Rasul-Nya (yang dihadapkan) kepada orang-orang musyrikin yang kamu (kaum muslimin) telah mengadakan perjanjian (dengan mereka)”. (QS At-Taubah: 1).

4. Pemutusan ikatan Jin Nasab (keturunan):

“Ya Allah, jika leluhur kami pernah ada ikatan dengan syaitan,
Ya Rob, pisahkan diriku dengan syaitan-syaitan itu, ya Rob, keluarkan meraka dari tubuh kami, yaa Hayyu yaa Qayyuumu yaa Dzaljalaali walikroom (diulang-ulang)
Bismillah, Hai Jin yang ada dalam tubuh ini yang berasal dari khodam … (sebutkan nama leluhurnya), Keluar!!! (diulang-ulang)
Demi Allah saya haramkan setiap jengkal tubuh ini dari kalian, Saya haramkan seluruh keturunan kami dari kalian. Ukhruj yaa ‘adu Allah (diulang-ulang).”

5. Pemutusan ikatan Jin amalan bid’ah (ilmu kanuragan/tenaga dalam):

“Ya Allah, jika masih ada ikatan dari jiwa guru-guru kami, Ya Rob, musnahkan semua ikatan itu, yaa Hayyu yaa Qayyuumu yaa Dzaljalaali walikroom (diulang-ulang).
Ya Rob, jika diantara wirid, ilmu kanuragan itu ada yang terikat dari jasad tubuh guru kami Maka kami batalkan semua ikatan itu dari guru kami
Ya Rob, pisahkan diriku dengan guruku hari ini juga (diulang-ulang)

Bismillah, Hai Jin yang ada dalam tubuh ini yang berasal dari khodam … (sebutkan nama gurunya), Keluar!!! (diulang-ulang).

Ukhruj yaa ‘adu Allah (diulang-ulang).”

6. Jin pengganggu yang terlintas dalam memori/batin/mimpi:

“Bismillah, hai jin yang terlintas dalam batin/mimpi berwujud … (sebutkan sosok yang dilihat dalam mimpi, misalnya sosok harimau, ular, orang yg berjubah putih/hitam, dll dan sebutkan pula tempat yang biasa menampakan diri) yang mengganggu tubuh ini, Keluar!!! (diulang-ulang), Ukhruj yaa ‘adu Allah (diulang-ulang)
.
7. Gangguan sihir:
Mencari sumber ikatan sihir/buhul dengan memohon petunjuk dari Allah (melalui sholat istikhoroh) atau mengorek informasi hanya jika jin sudah terdesak (menyerah) dan segera memusnahkannya. Jika belum ditemukan, memohon kepada Allah SWT ucapkan:

“Ya Allah, tidak ada daya dan kekuatan melainkan hanya dengan pertolongan-Mu,
Ya Allah, musnahkan dan hancurkan sihirnya dimanapun buhul-buhul itu berada, yaa Hayyu yaa Qayyuumu yaa Dzaljalaali walikroom (diulang-ulang).”

Kemudian membaca (QS Al-Furqan: 23):

وَقَدِمْنَا إِلَىٰ مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَّنثُورًا

“Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan”.

8. Gangguan ain dan psikis:

Mencari sumber pelempar ain dan seseorang yang menjadi penyebab kemarahan/kesedihan (psikis), kemudian terapi menggunakan “bekas”nya (bekas air wudlu, pakaian atau bekas benda/tempat lainnya (QS Yusuf: 93 dan HR Muslim: 2188 kitab as-Salam), dengan niat untuk menyembuhkan penyakit ain atau psikis, dan ucapkan:

“Ya Allah lepaskan ikatan dari ain si fulan” (diulang-ulang).
(Source: MNadhifKhalyani, Nursan Abu Bahy)




Untuk info Ruqyah  pelatihan ruqyah mandiri  dan  penyembuhan hubungi :

Rumah Sehat Thera Afiat
Jl. Kelapa Sawit Blok D/D No. 15
Samping Pusat Kajian Al Quran dan Informasi Islam
Kelapagading
Jakarta Utara

Telp./WA  08111494599
08788 3171247
Pin 28303BAC

Source:

DO’A MEMOHON PERLINDUNGAN KEPADA ALLAH SWT SEBELUM RUQYAH (Seri 4/10 Pelatihan Ruqyah Mandiri)


Lukisan "Allah", Karya : Verri JP, M.A.

DO’A MEMOHON PERLINDUNGAN KEPADA ALLAH SWT SEBELUM RUQYAH (Seri 4/10    Pelatihan Ruqyah Mandiri)

Doa-doa memohon perlindungan dari Allah SWT sebelum membacakan ayat-ayat ruqyah:

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْْقَيُّومُ وَ أَتُوبُ إِلَيْهِ

“Aku mohon ampun kepada Allah yang tidak ada Ilah selain-Nya yang maha hidup dan berdiri sendiri serta aku bertaubat kepada-Nya” (HR Muslim)

لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

“Tidak ada Ilah selain Engkau, Maha suci Engkau sesungguhnya aku termasuk orang yang zhalim”

يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ

“Wahai Zat yang maha hiduo dan berdiri sendiri dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan Mu, perbaikilah segenap keaadaanku dan jangan Engkau serahkan aku pada diriku sendiri walaupun sekejap mata”. (HR Hakim dari Anas bin Malik – Shohihu t-Targhib wa t-Tarhib)

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

“Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan mahluk-Nya”. (HR Muslim – IV: 1728)

اُعِيْذُكَ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ, وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ

“Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari setiap syaithan dan binatang berbisa dan dari setiap mata yang jahat”. (HR Bukhori – VI/408).

اَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ غَضَبِهِ وَعِقَابِهِ وَشَرِّعِبَادِهِ وَمِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِيْنِ وَاَنْ يَحْضُرُوْنِ

“Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari murka-Nya dan hukuman-Nya dan dari kejahatan hamba-hamba-Nya dan dari gangguan syaithan dan kedatangannya”. (HR Abu Daud & At-Tirmidzi – II/171).

أَعُوْذُ بِكَلِمَا تِ اللَّهِ التَّامَّاتِ الَّتِي لاَ يُجَاوِزُ هُنَّ بَرُّ وَلاَ فَا جِرُ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ وَذَرَأَ وَبَرَأَ وَمِنْ شَرِّ مَا يَنْزِلُ مِنْ السَّمَاءِ وَمِنْ شَرِّ مَا يَعْرُجُ فِيْهَا وَمِنْ شَرِّ مَا ذّرَأَ فِي اْلأَرْضِ وَمِنْ شَرِّ مَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمِنْ شَرِّ فِتَنِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمِنْ شَرِّ كُلِّ طَارِقٍ إِلاَّ طَارِقًا يَطْرُ قُ بِخَيْرٍ يَا رَححْمَنُ

“Aku berlindung dengan kalimat Allah yang tidak dapat ditembus oleh yang baik maupun yang jahat, dari segala kejahatan yang telah Dia ciptakan dan Dia jadikan. Dan dari kejahatan yang naik ke langit dan yang masuk ke bumi, dari kejahatan yang turun dari langit dan kejahatan yang keluar dari bum, dari kejahatan fitnah malam dan siang, dan dari kejahatan setiap yang datang kecuali yang datang dengan membawa kebaikan, ya Rahmaan”. (Musnad Imam Ahmad – III/419).
(Source: MNadhifKhalyani, Nursan Abu Bahy)

Untuk info Ruqyah  pelatihan ruqyah mandiri  dan  penyembuhan hubungi :

Rumah Sehat Thera Afiat
Jl. Kelapa Sawit Blok D/D No. 15
Samping Pusat Kajian Al Quran dan Informasi Islam
Kelapagading
Jakarta Utara

Telp./WA  08111494599
08788 3171247
Pin 28303BAC

Source:

Ruqyah Mandiri (Seri 8/10 Pelatihan Ruqyah Mandiri)



RUQYAH MANDIRI (Seri 8/10 Pelatihan Ruqyah Mandiri)

Letakan tangan kanan di perut dan tangan kiri di dada, niatkan untuk mengeluarkan dari segala penyakit dan gangguan jin, kemudian bacakan ayat-ayat ruqyah sambil tangan mengusap-usap bagian dada dan perut (atau bagian yang sakit dengan tangan kanan – HR Muslim, Syarah Nawawi 14/180). Setiap selesai membacakan ayat, tiupkan pada bagian dada dan perut tersebut (atau bagian yang sakit – HR Muslim: 182 dan HR Abu Daud: 3901), kemudian tangan kanan diletakan dibawah pusar dan tarik ke bagian perut, dada, leher sampai keluar melewati mulut sambil mengucapkan “Allahu Akbar”. Lanjutkan dengan cara yang sama pada ayat-ayat ruqyah berikutnya. (Source: MNadhifKhalyani, Nursan Abu Bahy)


Untuk info Ruqyah :  pelatihan ruqyah mandiri  dan  penyembuhan hubungi :

Rumah Sehat Thera Afiat
Jl. Kelapa Sawit Blok D/D No. 15
Samping Pusat Kajian Al Quran dan Informasi Islam
Kelapagading
Jakarta Utara

Telp./WA  08111494599
08788 3171247
Pin 28303BAC

Source:


RUQYAH RUMAH (Seri 9/10 Pelatihan Ruqyah Mandiri )

RUQYAH RUMAH (Seri 9/10    Pelatihan Ruqyah Mandiri )

Semprotkan air ruqyah ke sekeliling dinding rumah (terutama bagian sudut ruangan), atap dan lantai (bisa dengan cara di pel) sambil membaca ayat-ayat ruqyah.

Kumandangkan adzan disetiap ruangan dan bacakan surat Al-Baqorah (HR Muslim: 780) boleh dengan menggunakan mp3 player.

 Khusus kamar mandi, cukup tempelkan tangan dibagian luar sambil bacakan ayat-ayat ruqyah, semprotkan pula air ruqyah kedalam kamar mandi. (Source: MNadhifKhalyani, Nursan Abu Bahy).


Untuk info Ruqyah  pelatihan ruqyah mandiri  dan  penyembuhan hubungi :

Rumah Sehat Thera Afiat
Jl. Kelapa Sawit Blok D/D No. 15
Samping Pusat Kajian Al Quran dan Informasi Islam
Kelapagading
Jakarta Utara

Telp./WA  08111494599
08788 3171247
Pin 28303BAC

Source: