Jumat, 21 Oktober 2016

Terapi Pijat Trigger point



Apa itu Terapi Trigger Point?
Trigger point adalah “otot kejang” yang dapat muncul pada lapisan myofascial yang mengelilingi otot rangka. Trigger point adalah serat otot yang sangat terkontraksi sehingga menyebabkan nyeri luar biasa pada daerah munculnya trigger point dan dapat menyebabkan kejang otot yang menyebabkan nyeri pada bagian tubuh lainnya.

Konsep trigger point belum diterima secara luas oleh kalangan medis karena penelitiannya masih terbatas. Namun, beberapa cabang kedokteran telah menganut konsep trigger point dan telah mengembangkan metode untuk meringankan gejalanya, seperti nyeri. Metode ini secara keseluruhan disebut sebagai terapi trigger point. Saat ini, ahli terapi fisik, ahli tulang, ahli pijat, dan praktisi osteopatik mempraktikan terapi ini.

Konsep dasar di balik terapi trigger point adalah untuk meringankan sakit yang tidak tertahankan. Bukan rahasia bahwa banyak kasus di mana dokter gagal menentukan atau mendiagnosia penyebab sakit yang pasti. Beberapa kasus tersebut mungkin akibat salah diagnosis, dan perawatannya telah gagal untuk meringankan kondisi tersebut.

Kasus-kasus ini lah yang menjadi alasan trigger point mungkin memiliki peran besar dalam perkembangan penyakit. Kemudian, terapi trigger point digunakan untuk mengurangi gejala dan dalam banyak kasus meningkatkan tingkat keberhasilan.

Kebanyakan nyeri otot sebenarnya disebabkan oleh trigger point, yang dibagi menjadi aktif atau laten. Trigger point aktif menyebabkan kondisi yang disebut nyeri, yang diartikan sebagai nyeri tidak pada trigger point namun pada trigger point lainnya yang berkaitan. Di sisi lain, trigger point laten tidak menimbulkan rasa sakit. Seabilknya, kondisi ini menyebabkan otot lemah dan gerakan anggota badan menjadi terbatas.

Ahli terapi trigger point terlatih mampu menemukan trigger point yang terserang dan benar-benar menyebabkan sakit kronis parah.

Siapa yang Harus Menjalani Terapi Trigger Point dan Hasil yang Diharapkan
Meski banyak pusat pemijatan dan kesehatan menawarkan terapi trigger point dan meski siapapun dapat dengan mudah merasakan manfaatnya, metode ini sangat dianjurkan untuk pasien yang memiliki rasa sakit sebagai keluhan utamanya namun dokter telah gagal memberikan diagnosis yang akurat atau bentuk perawatan yang efektif.

Kebanyakan pasien dari metode ini telah merasakan sakit selama bertahun-tahun. Beberapa dari mereka akhirnya memutuskan untuk membiarkannya dan hidup tanpa menghilangkannya.

Penting untuk memahami bahwa saat ini tidak banyak penelitian ilmiah yang membuktikan atau menyangkal konsep trigger point. Beberapa orang mengklaim sakit kronisnya telah pulih oleh terapi trigger point, namun terapi ini tidak memberikan jaminan metodenya bekerja untuk semua orang.

Terapi titik pemicu mengobati orang dengan cara yang berbeda. Beberapa orang mungkin melihat langsung efeknya, sementara mungkin diperlukan tiga sesi atau lebih untuk orang lain untuk mendapatkan hasil yang terbatas. Menurut ahli terapi trigger point yang terkenal, pola keberhasilan yang berbeda dapat disebabkan oleh kondisi pasien.

Jika pasien memiliki sakit kronis selama bertahun-tahun, ada kemungkinan terdapat lebih dari satu trigger point yang terserang. Menghilangkan rasa sakit pada satu trigger point hanya akan memperparah rasa sakit pada trigger point lainnya, yang menjadi alasan mengapa terapi trigger point dapat berlangsung lama untuk memberikan hasil maksimal.

Cara Kerja Terapi Trigger Point
Terdapat berbagai macam otot dalam tubuh. Trigger point adalah yang tersebar di seluruh otot. Setiap trigger point berkaitan dengan trigger point lainnya, yang berarti ketika satu trigger point aktif, yang berarti trigger point lainnya yang berada pada bagian tubuh lain dapat menyebabkan rasa sakit.

Misalnya, trigger point yang terletak pada otot punggung, yang juga dikenal sebagai latisimus dorsi, dapat menyebabkan rasa sakit pada tangan. Oleh karena itu, menerapkan tekanan (memijat) pada trigger point di latisimus dorsi akan mengurangi rasa sakit pada tangan.

Jumlah tekanan yang dibutuhkan berbedara dari satu orang dengan orang lainnya. Beberapa orang hanya membutuhkan sedikit tekanan, sementara yang lainnya membutuhkan lebih banyak tekanan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

Terapi trigger point biasanya dilakukan oleh ahli terlatih. Namun, dengan sedikit pelatihan, penderita juga dapat melakukan terapi ini di rumah. Banyak buku dan sumber online yang memberikan pelajaran tata cara melakukan “self-help” tindakan terapi trigger point. Ada juga beberapa pusat pembelajaran yang menawarkan kursus terapi jenis ini.

Kemungkinan Komplikasi dan Risiko Terapi Trigger Point
Risiko menjalani terapi trigger point tanpa menjalani pemeriksaan medis menyeluruh adalah Anda mungkin dapat salah mendiagnosa kondisi dan tidak mendapatkan perawatan yang dibutuhkan.

Penting untuk mencoba seluruh sumber dan saluran medis sebelum mempertimbangkan terapi trigger point. Jika dokter gagal untuk memberikan diagnosis atau pengobatan yang akurat untuk penyakit Anda, maka Anda dapat mempertimbangkan terapi trigger point.

Beberapa ahli terapi trigger point dapat menggunakan obat intravena selama terapi. Jika ahli terapi tidak memiliki gelar dokter, sebaiknya menghindari penggunaan obat tersebut. Obat yang disuntikkan langsung ke dalam pembuluh darah atau trigger point akan memperlihatkan efeknya dengan cepat, sehingga Anda perlu memastikan bahwa ahli terapi Anda merupakan dokter ahli yang memenuhi syarat.

Komplikasi lainnya dari suntikan pada trigger point termasuk infeksi kulit, kerusakan jarum, terbentuknya hematoma, dan pneumotoraks.

Jika Anda berniat untuk berlatih teknik self-help, Anda harus menyadari bahwa pelatihan ini melibatkan penerapan sejumlah tekanan yang tepusat pada lokasi yang berbeda, yang sebagian besarnya berada pada punggung. Tanpa pelatihan yang tepat, Anda dapat berisiko melakukan tekanan pada lokasi yang salah dan memperpanjang periode kondisi Anda. Dengan melakukannya, tindakan tersebut dapat mengakibatkan komplikasi lainnya, seperti memar atau kerusakan saraf.

Anda juga harus menyadari bahwa menyuntikkan obat penghilang sakit ke trigger point bukanlah tindakan self-help. Meskin munkin tampak seperti proses yang mudah, suntikan dapat menyebabkan komplikasi yang serius, yang menjadi alasan mengapa sebaiknya Anda memilih terapis ahli yang terlatih untuk menganalisis kondisi Anda dan memutuskan apakah Anda perlu suntikan obat.

Misalnya, jika Anda memutuskan suntikan akan mengurangi rasa sakit pada trigger point yang terletak pada lumborum persegi empat bagian atas, Anda harus menyadari bahwa daerah ini sangat dekat dengan ginjal. Jika Anda belum terlatih dalam mengatasi suntikan obat, terdapat kemungkinan Anda dapat merusak ginjal Anda, yang dapat menyebabkan gagal ginjal.

Rujukan:

American Family Physician

Http://pemijit.blogspot.com

Ingin terapi trigger point?
Hubungi rumah Sehat Thera Afiat
Jl kelapa sawit raya blok DD no 15
Kelapa Gading
Jakarta utara
Telp 08111494599

Tidak ada komentar:

Posting Komentar