Sabtu, 02 Mei 2015

Pelatihan Ruqyah Syar’iyyah Mandiri ( Seri 1/10 Pelatihan Ruqyah Mandiri)




Pelatihan Ruqyah Syar’iyyah Mandiri

Manusia dalam mempertahankan hidupnya (survive) atau dalam persaingannya membutuhkan jaminan atau dukungan keamanan, kekuatan, perlindungan, jaminan ekonomi (rezeki), kesehatan, kepandaian, kewibawaan dan lain-lain. Segala cara dilakukan demi mempertahankan diri dan untuk memenangkan persaingan.

Diantara cara yang ditempuh oleh manusia untuk memperoleh jaminan dan dukungan itu adalah dengan cara mengandalkan “jalan ghaib” baik dalam bentuk sesuatu yang dibacakan, dituliskan, berupa benda yang dibawa atau dipakai/disimpan, melakukan ritual tertentu  yang dimakan atau diminum oleh nafas atau gerak tertentu dan sebagainya. Semua itu terkait dengan pengembangan berikut dan aktivitas yang berhubungan dengan ruqyah.

MEMAHAMI RUQYAH  ( Seri 1/10    Pelatihan Ruqyah Mandiri)

Ruqyah atau mantera (jawa : suwuk, jopa-japu) sudah ada sejak sebelum Rosulullah SAW diutus. Keberadaannya dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Hanya saja Islam melarang setiap hal yang mendatangkan kerugian dan kesesatan, sekalipun hal itu ‘dibutuhkan’.

Islam menggantikan setiap kebutuhan yang dilarang itu dengan sesuatu yang halal yang lebih baik dan menjamin kebahagiaan hidup selamanya. Mantera-mantera (Ruqyah) untuk perlindungan atau penyembuhan – baik yang jelas ke-syirik-annya maupun yang samar-samar – adalah suatu yang dilarang, sekalipun ‘seolah-olah’ mendatangkan hasil. Dalam sebuah riwayat shohih diberitakan:

عَنْ عَوْفٍ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه قـال : كُنَّا نَرْقِي فِى الْجَـاهِلِيَّةِ، فَقُلْنـَا يـَا رَسُوْلَ اللهِ كَيْفَ تَرَى بِذلِكَ ؟ فَقَالَ : أَعْرِضُوْا عَلَيَّ رُقَاكُمْ لاَ بَـأْسَ بِالرُّقْيَةِ مَالَمْ تَكُنْ شِرْكـاً (رواه مسلم

“Dari sahabat ‘Auf bin Malik ra dia berkata : Kami dahulu meruqyah di masa Jahiliyyah, maka kami bertanya : “Ya Rosulullah, bagaimana menurut pendapatmu ?” Beliau menjawab : “Tunjukkan padaku Ruqyah (mantera) kalian itu. Tidak mengapa mantera itu selama tidak mengandung kesyirikan” (HR. Muslim).

Hadits tentang 70 ribu golongan yang masuk surga tanpa hisab. Dalam syarh Imam Nawawi menjelaskan bahwa yang dimaksud tidak meminta ruqyah dalam hadits ini adalah ruqyah syirkiyah. Adapun ruqyah syari’yyah baik yang meruqyah maupun yang minta diruqyah bukan yang dimaksud dalam hadits ini. Karena bagaimanapun Nabi dan para Sahabatnya juga meruqyah. Bahkan Nabi pun pernah diruqyah oleh Aisyah Ra ketika beliau sakit seperti yang diriwayatkan Imam Al Bukhori dan Muslim.

Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz berpendapat bahwa memintakan Ruqyah bagi yg membutuhkannya tidak menyebabkan seorang muslim tidak memperoleh (kesempatan) termasuk 70 ribu orang (yang dijamin masuk surga tanpa hisab) beliaupun – hafizhohullah – berpandangan bahwa “disukai” melakukan pengobatan dari derita penyakit.

Kaidah dalam Ruqyah
Ibn Hajar mengutip pendapat Imam Nawawi rahimahullah: “Ijma’ Ulama sepakat bahwa boleh melakukan Ruqyah dengan memenuhi 3 syarat”: Hendaklah dilakukan dengan kalamullah atau Asamaa dan Sifat-Nya.
Hendaklah dengan bahasa arab atau bahasa lain yang dimengerti (yang tidak mengandung kesyirikan).
Berkeyakinan bahwa bukanlah pelaksanaan ruqyah itu semata-mata yang memberi pengaruh tetapi Allah SWT yang memberikannya.”

Syubhat-syubhat dalam Ruqyah

Jimat dari Al-Quran
Tamimah adalah suatu yang dijahit dan digantungkan yang diyakini dapat menolak penyakit.  Tamimah termasuk kesyirikan:
 “Barangsiapa menggantungkan sesuatu maka sungguh ia telah menyekutukan Allah”. (HR. Ahmad).

Khodam dari Malaikat
Khadam adalah pembantu, diyakini dapat menjaga dan melindungi dengan ritual tertentu. Khadam malaikat adalah kebohongan (As-Saba’: 40-41).

Melihat bangsa jin
Melihat jin adalah salah satu bentuk gangguan jin karena pada dasarnya manusia biasa tidak dapat melihat jin (Al-Jinn: 26-27) kecuali didalamnya sudah ada/dibantu oleh jin.

Kerjasama dengan bangsa jin
Kemampuan memerintah dan menguasai bangsa jin adalah kekhususan yang diberikan kepada Nabi dan Rasul terutama Nabi Sulaiman (Shad: 35). Tidak ada jin yang memberi imbalan tanpa minta imbalan (Al-An’am: 128). Meminta perlindungan dari bangsa jin hanya menambah dosa dan kesalahan (Al-Jin: 6).
(Source: MNadhifKhalyani, Nursan Abu Bahy)


Untuk info Ruqyah  pelatihan ruqyah mandiri  dan  penyembuhan hubungi :

Rumah Sehat Thera Afiat
Jl. Kelapa Sawit Blok D/D No. 15
Samping Pusat Kajian Al Quran dan Informasi Islam
Kelapagading
Jakarta Utara

Telp./WA  08111494599
08788 3171247
Pin 28303BAC

Source:




Tidak ada komentar:

Posting Komentar