Nafas – Tali Jiwa
Nafas, dikatakan sebagai tali jiwa, tanpa nafas kita hanya segumpal daging dan tulang yang tidak berarti apapun, hanya sebuah objek yang mati, tidak bergerak, tidak hidup, tidak merasa, tidak ada arti apapun tanpa adanya nafas. Maka nafas sering dikatakan sebagai tali jiwa, ia adalah ciri dari hidup, pernahkah terpkir, apa yang menggerakkan paru – paru kita untuk bernafas? Apa yang menggerakkan jantung kita untuk berdenyut? Apa yang menggerakkan kita sebenarnya? Ada energi yang menggerakkan itu semua, paru – paru tidak akan pernah memompa udara keluar masuk, menarik oksigen, mengeluarkan karbondioksida, ada energi yang menggerakkan itu. Jantung berdenyut, siapa yang menggerakkan, ada energi dibalik itu semua, ada penggerak dari semua organ tubuh kita yang berada di dalam tubuh, dan itu yang membuat kita tetap hidup.
Sebagian besar orang mungkin tidak pernah menyadari adanya energi yang menggerakkan seluruh organ tubuh manusia, karena energi itu tidak terlihat, tidak terdengar, tidak teraba, tidak selalu bisa disadari dan dirasakan oleh panca indera, maka dikatakan ‘Kebenaran sejati itu tersembunyi di balik kesunyian’ (Sri Ulpiano Manlangit). Energi itu bekerja dalam kesunyian, ia menggerakkan semua itu dalam kesunyian, kita tidak mendengar detak jantung kita sendiri, kita tidak mendengar nafas kita sendiri, kita tidak mendengar bagaimana lambung kita bekerja memproses makanan, kita tidak mendengar bagaimana otak kita berpikir dan memproses data apapun yang kita pikirkan, jika ada salah satu organ yang bekerja menghasilkan bunyi apapun, maka itu adalah tanda adanya masalah pada organ tersebut. Jika kita merasakan denyut jantung berlebihan atau bersuara, itu justru adalah pertanda ada masalah pada jantung bukan? Maka seharusnya semua memang tidak menghasilkan suara apapun, itulah bekerja dalam kesunyian. Ini adalah maksud dari kata – kata Sri Ulpiano Mandalangit, bahwa kebenaran itu tersembunyi di balik kesunyian.
Banyak orang mempertanyakan, bagaimana untuk melakukan meditasi? Banyak orang mencoba ini dan gagal, terutama kendala utama adalah kegagalan untuk berkonsentrasi, pikiran tidak dapat berhenti berpikir apapun, dan ini penyebab dari hilangnya konsentrasi. Dalam Buddha, meditasi paling sederhana adalah menyadari nafas sendiri, menyadari bahwa ada energi yang menggerakkan organ paru – paru untuk memompa udara keluar masuk melalui rongga hidung, tanpa suara, suara yang ditimbulkan nafas bukan berasal dari paru – paru itu sendiri tetapi berasal dari aliran udara keluar masuk yang bersentuhan dengan jalur pada rongga pernafasan termasuk hidung atau mulut. Meditasi adalah pemusatan / konsentrasi pikiran, pemusatan penuh kepada satu objek pikiran, nafas adalah salah objek termudah. Pernahkah anda dengan sadar dan sengaja memusatkan pikiran untuk menyadari adanya energi yang menggerakkan paru – paru anda memompa udara? Ini adalah meditasi, ini teknik yang sangat sederhana, tidak membutuhkan waktu lama, hanya perlu mengatur beberapa kali nafas, sadari, rasakan, ada energi yang tidak terlihat yang menggerakkan itu semua. Sesederhana itu untuk memulai menyadari adanya energi yang menggerakkan tubuh kita.
Mengapa harus menyadari adanya energi? Kembali ke pemahaman tentang tubuh, merujuk pada pemahaman universal spirituality, tubuh manusia terdiri dari tubuh fisik, tubuh energi, tubuh astral, tubuh causal, dan tubuh spiritual. Tubuh fisik adalah materi padat, terbentuk dari elemen – elemen Bumi, sedangkan bagian lain adalah tubuh halus (subtle body), tubuh yang tidak terlihat, karena ia adalah energi. Yang mana yang menggerakkan organ tubuh? Tubuh energi adalah penggerak dari seluruh bagian fisik, ia adalah energi hidup yang berada dalam seluruh bagian tubuh, termasuk organ tubuh, energi ini yang menyelimuti semua bagian dari organ tubuh, termasuk pikiran. Dalam filosofi China dikatakan sebagai Chi, atau dalam bahasa Sansekerta disebut sebagai Prana, ini yang dimaksud dengan tubuh energi kita.
Lengkapnya.. klick
http://therapyenergi.blogspot.co.id/2016/09/nafas-tali-jiwa.html?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar