BANDOTAN
Oleh : M Wijaya
Babadotan / Bandotan (Ageratum conyzoides L.)
Sinonim :
A. ciliare Lour. (non Linn), A. cordifolium Roxb.
Familia :
compositae (asteraceae).
Uraian :
Bandotan tergolong ke dalam tumbuhan terna semusim, tumbuh
tegak atau bagian bawahnya berbaring, tingginya sekitar 30-90 cm, dan
bercabang. Batang bulat berambut panjang, jika menyentuh tanah akan
mengeluarkan akar. Daun bertangkai, letaknya saling berhadapan dan bersilang
(compositae), helaian daun bulat telur dengan pangkal membulat dan ujung
runcing, tepi bergerigi, panjang 1-10 cm, lebar 0,5-6 cm, kedua permukaan daun
berambut panjang dengan kelenjar yang terletak di permukaan bawah daun,
warnanya hijau. Bunga majemuk berkumpul 3 atau lebih, berbentuk malai rata yang
keluar dari ujung tangkai, warnanya putih. Panjang bonggol bunga 6-8 mm, dengan
tangkai yang berambut. Buahnya berwarna hitam dan bentuknya kecil. Daerah
distribusi, Habitat dan Budidaya Bandotan dapat diperbanyak dengan biji.
Bandotan berasal dari Amerika tropis. Di Indonesia, bandotan merupakan tumbuhan
liar dan lebih dikenal sebagai tumbuhan pengganggu (gulma) di kebun dan di
ladang. Tumbuhan ini, dapat ditemukan juga di pekarangan rumah, tepi jalan,
tanggul, dan sekitar saluran air pada ketinggian 1-2.100 m di atas permukaan
laut (dpl). Jika daunnya telah layu dan membusuk, tumbuhan ini akan
mengeluarkan bau tidak enak.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Sumatera: bandotan, daun tombak, siangit,
tombak jantan, siangik kahwa, rumput tahi ayam. Jawa: babadotan, b. leutik,
babandotan, b. beureum, b. hejo, jukut bau, ki bau, bandotan, berokan, wedusan,
dus wedusan, dus bedusan, tempuyak. Sulawesi:
dawet, lawet, rukut manooe, rukut weru, sopi. NAMA ASING : Sheng hong ji (C),
bulak manok (Tag.), ajganda, sahadevi (IP), billy goat weed, white weed,
bastard agrimony (I), celestine, eupatoire bleue. NAMA SIMPLISIA: Agerati Herba
(herba bandotan), Agerati Radix (akar bandotan).
Komposisi :
Herba bandotan mengandung asam amino, organacid, pectic
substance, minyak asiri kumarin, ageratochromene, friedelin, ß-sitosterol,
stigmasterol, tanin, sulfur, dan potassium chlorida. Akar bandotan mengandung
minyak asiri, alkaloid, dan kumarin
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Herba ini rasanya sedikit pahit, pedas, dan sifatnya netral.
Bandotan berkhasiat stimulan, tonik, pereda demam (antipiretik), antitoksik,
menghilangkan pembengkakan, menghentikan perdarahan (hemostatis), peluruh haid
(emenagog), peluruh kencing (diuretik), dan pelumuh kentut (kaiminatit). Daun
bandotan dapat digunakan pula sebagai insektisida nabati. Selain Ageratum
conyzoide.s L., terdapat bandotan varietas lain yang mempunyai khasiat yang
sama, yaitu Ageratum haoustonianum Mill. Ekstrak daun bandotan (5% dan 10%)
dapat memperpanjang siklus birahi dan memperlambat perkembangan folikel mencit
betina (virgin dan non virgin). Namun, tidak berefek pada uterus, vagina, dan
liver. Setelah masa pemulihan, siklus birahi dan perkembangan folikel kembali
normal. Tidak ada perbedaan efek antara mencit virgin dan non virgin selama
perlakuan (Yuni Ahda, JF FMIPA UNAND, – 1993). Ekstrak daun bandotan dalam
minyak kelapa dosis 20% tidak memberikan efek penyembuhan luka. Namun, pada
dosis 40% dan 80% dapat menyembuhkan luka secara nyata sesuai dengan
peningkatan dosis. Bahkan, efek penyembuhan luka pada dosis 80% tidak berbeda
nyata dengan yodium povidon 10% (Eliza Magdalena, JF FMIPA UI, 1993).
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan untuk obat adalah herba (bagian di
atas tanah) dan akar. Herba yang digunakan berupa herba segar atau yang telah
dikeringkan.
INDIKASI:
Herba bandotan berkhasiat untuk pengobatan: demam,malaria,
sakit tenggorok, radang paru (pneumonia), radang telinga tengah (otitis media),
perdarahan, seperti perdarahan rahim, luka berdarah, dan mimisan, diare,
disentri, mulas (kolik), muntah, perut kembung, keseleo, pegal linu, mencegah
kehamilan, badan lelah sehabis bekerja berat, produksi air seni sedikit, tumor
rahim, dan perawatan rambut.
Akar berkhasiat untuk mengatasi :demam.
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, rebus 15 – 30 g herba kering atau
30 -60 g herba segar. Cara lain tumbuk herba segar, lalu peras dan air
perasannya diminum.
Untuk pemakaian luar, tumbuk herba segar sampai halus.
Selanjutnya, campurkan minyak sayur sedikit dan aduk sampai rata, lalu bubuhkan
pada luka yang masih baru, bisul, eksim, dan penyakit kulit lainnya (seperti
kusta/lepra). Cara lain, giling herba kering menjadi serbuk, lalu tiupkan ke
kerongkongan penderita yang sakit tenggorokan. Selain itu, daun segar dapat
diseduh dan air seduhannya dapat digunakan untuk membilas mata, sakit perut,
dan mencuci luka.
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT:
Sakit telinga tengah akibat radang
Cuci herba bandotan segar secukupnya, lalu tumbuk sampai
halus. Hasilnya, peras dan saring. Gunakan air perasan yang terkumpul untuk
obat tetes telinga. Sehari 4 kali, setiap kali pengobatan sebanyak 2 tetes.
Luka berdarah, bisul, eksim
Cuci herba bandotan segar secukupnya sampai bersih, lalu
tumbuk sampai halus. Turapkan ramuan ke bagian tubuh yang sakit, lalu balut
dengan perban. Dalam sehari, ganti balutan 3-4 kali. Lakukan pengobatan ini
sampai sembuh.
Bisul, borok
Cuci satu tumbuhan herba bandotan segar sampai bersih.
Tambahkan sekepal nasi basi dan seujung sendok teh garam, lalu giling sampai
halus. Turapkan ke tempat yang sakit, lalu balut dengan perban.
Rematik( istilah kedokteran : reumatik), bengkak karena
keseleo
Sediakan satu genggam daun dan batang muda tumbuhan bandotan
segar, satu kepal nasi basi, dan 1/2 sendok teh garam. Selanjutnya, cuci daun
dan batang muda sampai bersih, lalu tumbuk bersama nasi dan garam. Setelah
menjadi adonan seperti bubur kental, turapkan ramuan ke bagian sendi yang
bengkak sambil dibalut. Biarkan selama 1-2 jam, lalu balutan dilepaskan.
Lakukan perawatan seperti ini 2-3 kali sehari.
Perdarahan rahim, sariawan, bisul, bengkak karena memar
Rebus 10-15 g herba bandotan dalam dua gelas air bersih
sampai tersisa menjadi satu gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya
diminum sekaligus. Lakukan 2-3 kali sehari.
TUMOR rahim
Rebus 30-60 g herba bandotan kering segar atau 15-30 g herba
kering dalam tiga gelas air sampai tersisa menjadi satu gelas. Selain direbus,
herba segar dapat juga ditumbuk. Air rebusan atau air perasannya diminum satu
gelas sehari.
Sakit tenggorokan
(1) Cuci 30-60 g daun bandotan segar sampai bersih, lalu
tumbuk sampai halus. Selanjutnya, peras dan saring. Tambahkan larutan gula batu
ke dalam air perasan secukupnya dan aduk sampai rata. Minum ramuan dan lakukan
tiga kali sehari.
(2) Cuci daun bandotan secukupnya, lalu jemur sampai kering.
Selanjutnya, giling sampai menjadi serbuk. Tiupkan serbuk ke dalam tenggorokan
penderita.
Malaria, influenza
Rebus 15-30 g herba bandotan kering dalam dua gelas air
sampai tersisa menjadi satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus.
Lakukan dua kali sehari.
Perut kembung, mulas, muntah
Cuci satu buah tumbuhan bandotan ukuran sedang sampai
bersih, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam tiga gelas air sampai
tersisa menjadi satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus. Lakukan
pengobatan ini 2-3 kali sehari sampai sembuh.
Perawatan rambut
Cuci, daun dan batang bandotan segar sampai bersih, lalu
tumbuk sampai halus. Oleskan hasil tumbukan ke seluruh kulit kepala dan rambut.
Tutup kepala dengan sepotong kain. Biarkan selama 2-3 jam. Selanjutnya, bilas
rambut.
Semoga bermanfaat buat sahabat.
Untuk
informasi hubungi :
Rumah
Sehat Thera Afiat
Jl.
Kelapa Sawit Blok D/D No. 15
Samping
Pusat Kajian Al Quran dan Informasi Islam
Kelapagading
Jakarta Utara
Telp./WA 08111494599
08788
3171247
Pin
28303BAC
Source: