Mengkaji Lepuhan
(Blister) Dalam Proses Bekam
(Saeful Bachri)
– Sedikit mengulas tentang kekhawatiran para terapis bekam
dan begitu juga pada pasien bekam yang mengalami keluar cairan seperti cacar
setelah dibekam, pada umumnya keluar pada titik bekam tertentu saja tidak pada
keseluruhan titik yang di lakukan pembekaman.
Pada ilmu kedokteran cina, gejala ini dikatakan adanya
blister/lecat atau lepuhan pada bekas titik bekam. Menurut pengobatan cina ini
menggambarkan kondisi gangguan gas yang parah pada tubuh seseorang. Terkadang
terdapat darah tipis pada blister tersebut yang merupakan reaksi gas panas
karena toksin.
Catatan penulis :.Pada proses cupping ala cina tidak adanya
pengeluaran darah selama penanganan,jadi kemungkinan besar terlalu lama dalam
proses bahkan terlalu kencangnya penghisapan alat cupping menjadi penyebab.
Menurut situs Brc cibaduyut
Rupa dari cairan yang tertahan kulit ini seperti gelembung
atau cacar, dalam dunia medis gejala seperti ini disebut dengan transudat.
Transudat ini pada umumnya terjadi karena proses penyedotan kulit pada titik
bekam oleh alat bekam/gelas bekam terlalu lama, umumnya lebih dari waktu 15
menit penyedotan.
Menurut assabil holy holistik
Apa Hubungan Blister dengan Kelainan Gas dalam Tubuh atau
Reaksi Gas Panas Toksin?
Kembali ke pertanyaan di atas, benarkah blister ini muncul
karena gangguan gas yang parah dalam tubuh dan reaksi gas panas toksin seperti
yang dianalisis di beberapa situs internet? Tak dijelaskan, apa yang dimaksud
dengan pengertian gas dalam tubuh, apalagi gas panas toksin. Mungkin istilah
gas dalam tubuh yang lebih tepat dalam kajian anatomis fisiologis ialah oksigen
dan carbondioksida. Wallaohu a’lam. Kalau yang dimaksud blister adalah reaksi
gas dalam tubuh, apalagi dijustifikasi dengan istilah “yang parah”, tentu
gelembung itupun berisi semacam gelembung udara seperti halnya gastric yang
menekan fundus gaster untuk penderita gastritis. Nyatanya berisi cairan bening
dan tak dapat membeku. Jika itu merupakan reaksi gas panas toksin, apa hubungan
toksin dengan cairan extracellular yang muncul? Agak sulit dicari kaitannya.
Hubungan Blister dengan Bekam
Hubungannya dengan proses bekam, kemungkinan yang paling
akurat ialah adanya inflamasi saat dilakukan penyedotan kulit yang ditandai
dengan beberapa gejala seperti peningkatan dolor, calor dan rubor di bagian
kulit yang disedot. Gejala inflamasi dan efek yang ditimbulkannya hanya sedikit
jika penyedotan hanya beberapa menit. Sebaliknya, jika penyedotan dilakukan
cukup lama, taruhlah lebih dari 30 menit, maka gejala dan efek inflamasi akan
meningkat pula, sehingga muncul blister yang dimaksud.
Memang seorang pembekam tidak membutuhkan waktu hingga 30
menit untuk satu titik secara terus-menerus. Taruhlah 5 sampai 10 menit. Tapi
bukankah penyedotan satu titik diulang-ulang hingga beberapa kali. Maka
silahkan dikalikan, maka itulah hasil akumulatif waktu penyedotan.
Sementara tidak sedikit pembekam yang membekam dengan titik
yang banyak secara sekaligus pada satu waktu. Penyelesaian titik pertama hingga
titik terakhir, taruhlah titik kesepuluh, tentu membutuhkan waktu yang lama,
bisa lebih dari 15 menit. Padahal jenis tindakan untuk satu titik meliputi:
(a)Antisepsi kulit (b) penyedotan pertama (c)Pelukaan (d)Penyedotan kedua
(e)Pembersihan darah pertama (f)Penyedotan ketiga (g)Pembersihan darah kedua
(h)Pembersihan luka. Dengan 8 jenis tindakan, rasanya tak cukup dikerjakan
selama jangka waktu yang singkat. Sekali penyedotan untuk satu titik, ditambah
lagi banyak titik dalam sekali proses pembekaman secara sekaligus, tentu akan
mengakibatkan inflamasi yang berat di kulit.
kesimpulan assabil holyholystik
Harap tidak membekam dengan banyak titik pada waktu yang
bersamaan. Kalaulah harus membekam dengan banyak titik, lakukanlah secara
bertahap. Seumpama jumlah titik ada 8 titik, maka lakukanlah 4 titik terlebih
dahulu, jika sudah selesai lakukanlah 4 titik berikutnya.
Secara teknis jika muncul blister, tusuklah blister dengan
lancet atau jarum steril dengan posisi miring, tekan menggunakan kasa steril
dan bukan tissue hingga semua cairan keluar, lalu teteskan antiseptic iodine
dan minyak habbah sauda’. Tak jarang praktisi bekam membiarkan blister
mengempis sendiri, yang akibatnya dapat menimbulkan infeksi, atau kulit
terlihat lebih gelap sesudah kesembuhannya. Setidaknya, satu kebodohan tak
perlu ditimpali dengan kebodohan berikutnya.
Kesimpulan penulis(berdasarkan kajian lapangan):
-Lakukan Proses Bekam dengan memperhatikan efektifitas
waktu.
-Perhatikan tekstur dan dan tipe kulit klien
-lakukan hisapan alat bekam sewajarnya
Untuk
informasi Bekam hubungi :
Rumah
Sehat Thera Afiat
Jl.
Kelapa Sawit Blok D/D No. 15
Samping
Pusat Kajian Al Quran dan Informasi Islam
Kelapagading
Telp./WA 08111494599
08788
3171247
Pin
28303BAC
Source:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar