Selasa, 03 Maret 2015

Rano Karno VS Bell's Palsy

Rano Karno Terkena Bell’s Palsy


Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Banten Rano Karno menderita penyakit saraf yang menyebabkan sebagian wajahnya jadi lumpuh. Dia terkena penyakit bell's palsy.

Pemeran 'Si Doel Anak Sekolahan' itu mengatakan, penyakit itu dialaminya sejak dua pekan lalu. Virus itu, kata Rano, menyerang bagian sarafnya hingga membuat otot (wajah) sebelah kanan tidak berfungsi dengan baik.

"Yang bahasanya Betawi atau orang gampang (wajah) menyon (di bagian bibir)," kata Rano saat ditemui di kediamannya, Senin 2 Februari 2015.

Selama menderita penyakit itu, ketika berkomunikasi air mata di bagian mata sebelah kanan selalu mengucur bak orang menangis. Dia tidak dapat mengontrol air matanya.

"Tapi sekarang sudah enggak. Hampir 90 persen pulih."

Itu karena selama dua minggu total, dia memeriksakan diri ke dokter bahkan hingga ke Singapura. Setiap hari, pria yang terkenal di dunia hiburan sejak era 1970-an itu selalu menjalani akunpuntur dan terapi pijat elektrik lainnya.

Sebelum terkena penyakit itu, Rano mengaku tubuhnya merasa mengigil tidak seperti biasanya. Dia mengira, kondisinya saat itu hanyalah gejala sakit biasa. (Sumber : RTV, 3/3/15)

Bagaimana Menyembuhkan Bell’s Palsy
Mengetahui dan Mengenal Bell’s Palsy

Bell’s Palsy adalah penyakit saraf yang mengenai saraf fasialis (wajah), menyebabkan kelumpuhan otot-otot salah satu sisi wajah, sehingga wajah menjadi asimetris, karena salah satu sisi wajah tampak melorot/ mencong. Hanya salah satu sisi wajah penderita saja yang dapat tersenyum, dan selain itu, hanya satu mata saja yang dapat menutup dengan sempurna.

Penyebab dari Bell’s Palsy belum diketahui secara pasti, namun beberapa sumber menyebutkan bahwa penyebab Bell’s Palsy adalah proses peradangan saraf yang mengontrol otot-otot salah satu sisi wajah. Ada pula yang mengatakan bahwa kerusakan saraf ini merupakan akibat dari infeksi virus.

Bell’s Palsy dapat terjadi pada semua golongan usia, baik pria maupun wanita. Pada kebanyakan orang, kelumpuhan saraf tersebut bersifat sementara, yakni selama beberapa hari hingga beberapa minggu, serta dapat kembali pulih setelah kurang lebih 6 bulan. Walaupun demikian, ada juga beberapa kasus dimana kelumpuhan saraf wajah tersebut terjadi secara permanen seumur hidup.

Gejala
Gejala Bell’s Palsy secara umum:

Terjadi secara tiba-tiba, berupa kelumpuhan ringan sampai total pada salah satu sisi wajah, menyebabkan pasien sulit tersenyum atau menutup salah satu kelopak mata
Wajah melorot menjadikan wajah sulit berekspresi
Dapat terjadi rasa nyeri di sekitar rahang atau di belakang telinga pada salah satu sisi wajah yang terpengaruh
Sensitivitas terhadap suara akan meningkat pada sisi wajah yang terpengaruh
Kadang timbul nyeri kepala
Penurunan kemampuan indera pengecap pada sisi yang lumpuh
Penurunan jumlah air mata dan liur yang diproduksi pada sisi yang terkena
Pada beberapa kasus, Bell’s Palsy dapat mempengaruhi saraf kedua sisi wajah, walaupun hal tersebut jarang terjadi
Segera Cari Pertolongan
Pertolongan medis diperlukan sesegera mungkin jika Anda mengalami kelumpuhan apapun, karena bisa saja yang terjadi adalah kasus stroke. Perlu diingat, Bell’s Palsy bukan disebabkan oleh stroke. Segera temui dokter jika Anda mengalami kelemahan pada wajah, atau jika salah satu sisi wajah terlihat melorot tiba-tiba.

Komplikasi Akibat Bell’s Palsy
Komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita Bell’s Palsy adalah:

Kerusakan saraf wajah yang tidak dapat pulih kembali seperti semula
Pertumbuhan saraf yang tidak sesuai dengan yang seharusnya sehingga menyebabkan pergerakan yang tidak terkontrol pada wajah
Buta sebagian atau total akibat kekeringan pada mata yang tidak bisa menutup dan terjadinya kerusakan pada kornea mata yang kering
Pemeriksaan
Umumnya dokter akan memeriksa wajah dan meminta pasien untuk melakukan gerakan seperti menutup mata, mengangkat alis, memperlihatkan gigi, dan mengerutkan wajah. Selain itu sebaiknya dilakukan pemeriksaan EMG untuk menentukan kerusakan saraf dan melihat seberapa parah saraf tersebut rusak, sekaligus menyingkirkan kemungkinan penyakit lain yang juga dapat menyebabkan kelemahan pada wajah, seperti stroke, infeksi, tumor, dll. Pasien juga disarankan melakukan pemeriksaan radiologi, seperti CT Scan atau MRI kepala untuk menyingkirkan penyebab kelumpuhan yang mungkin terjadi.

Penanganan yang biasa dilakukan adalah melalui obat-obatan dan fisioterapi. Meskipun bisa sembuh dalam kurun waktu tertentu, dengan bantuan obat dan fisioterapi diharapkan proses pemulihan dapat berlangsung lebih cepat. (Source Eka Hospital).

Untuk info Herbal hubungi :

Rumah Sehat Thera Afiat
Jl. Kelapa Sawit Blok D/D No. 15
Samping Pusat Kajian Al Quran dan Informasi Islam
Kelapagading
Jakarta Utara

Telp./WA  08111494599
08788 3171247
Pin 28303BAC

Source:
http://theraafiat.blogspot.com
http://senimistik.blogspot.com
http://therainstitute.blogspot.com
http://hypnoramping.blogspot.com
http://gurahcor.blogspot.com
http://pemijit.blogspot.com
http://bekammedik.blogspot.com
http://hypnowriting.blogspot.com
http://obatjamu.blogspot.com
http://therainstitute.com
http://rukyahsyariyyah.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar