Selasa, 14 Juni 2016

Hati Sang Detoksifikator


HATI SANG DETOKSIFIKATOR.

Di dalam tubuh manusia ada sebuah organ yang sangat vital, dimana tanpa organ tersebut, maka tidak akan ada kehidupan. Bila organ tersebut rusak, maka rusaklah semua tubuhnya. Dan bila organ tersebut baik, maka akan baiklah semua tubuhnya. Organ tersebut adalah hati. Hati merupakan sebuah organ tunggal. Terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma, (suatu sekat batas antara perut dan dada). Normalnya bila disentuh akan teraba halus dan kenyal.

Fungsi yang tidak tergantikan.

Sebagai salah satu organ penting dalam tubuh, hati mempunyai fungsi yang sangat banyak.

Sebagai produsen empedu, hati memproduksi empedu yang sebanyak ½ liter setiap hari. Empedu mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu, pigmen (zat warna) bilirubin, dan biliverdin. Empedu yang dihasilkan ini berguna untuk mencerna lemak, mengaktifkan enzim lipase, membantu menyerap zat lemak dalam usus, dan mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam air. Apabila saluran empedu di hati tersumbat, empedu akan masuk ke peredaran darah sehingga kulit penderita menjadi kekuningan. Karena cairan empedu berwarna kuning, maka orang tadi dikatakan menderita penyakit kuning.

Sebagai produsen sebagian besar asam amino, yaitu zat penting lainnya yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, seperti, faktor koagulasi (pembekuan darah) I, II, V, VII, IX, X, XI dimana kalau factor ini kurang maka darah akan sulit membeku, protein C, protein S dan anti-trombin, kalsidiol, lemak trigliserida dan kolesterol.

Sebagai produsen IGF-1 (insulin-like growth factor 1), sebuah protein polipeptida yang berperan penting dalam pertumbuhan tubuh dalam masa kanak-kanak hingga dewasa.

Sebagai produsen enzim arginase yang mengubah arginina menjadi ornitina dan urea, dimana Ornitina dapat membuang racun yang masuk ke tubuh.

Sebagai pengendali jumlah darah yang beredar dalam tubuh, melalui trombopoietin sebuah hormon glikoprotein hati mengendalikan produksi keping darah oleh sumsum tulang belakang. Pada tiga bulan pertama pertumbuhan janin, hati merupakan organ utama yang memproduksi sel darah merah, sebelum akhirnya produksi sel darah merah diambil alih oleh sumsum tulang belakang.

Mengatur tekanan darah, melalui hormon angiotensinogen hati berperan untuk meningkatkan tekanan darah ketika diaktivasi oleh renin, sebuah enzim yang dihasilkan oleh ginjal saat tekanan darah seseorang mengalami penurunan.

Hati juga termasuk sebagai alat ekskresi (alat pengeluaran sampah tubuh). Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino.
Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi.

Sebagai pembunuh penyakit, pada jaringan hati, terdapat sel-sel Kupfer, yang sangat penting dalam mengeliminasi dan mengusir penyakit dan organisme asing yang masuk ke tubuh seperti bakteri dan virus. Sel-sel Kupfer inilah yang menyebabkan kuman dan virus yang masuk ke tubuh mati.

Memberikan kekebalan tubuh, didalam hati juga terdapat banyak sel imunologis (sel kekebalan) pada sistem retikuendotelial yang berfungsi memberikan kekebalan tubuh, sehingga tubuh tidak bisa diserang atau dimasuki antigen (penyakit).

Sebagai pemecah dan mengolah karbohidrat, lemak dan protein, sehingga karbohidrat, lemak dan protein tersebut dapat dimanfaatkan oleh tubuh.

Sebagai tempat cadangan zat-zat yang diperlukan oleh tubuh, seperti gula, vitamin A (cadangan 1–2 tahun), vitamin D (cadangan 1–4 bulan), vitamin B12 (cadangan 1-3 tahun), zat besi, zat tembaga dll.

Penghancur sel sel darah yang sudah mati / rusak, hemoglobin yang terkandung didalam sel darah akan dipecah menjadi zat besi, globin, dan heme. Zat besi dan globin akan didaur ulang, sedangkan heme dirombak menjadi metabolit (sampah) untuk dibuang bersama cairan empedu sebagai bilirubin dan biliverdin yang berwarna hijau kebiruan. Didalam usus, zat empedu ini mengalami proses oksidasi menjadi urobilin yang berwarna kuning, sehingga warna feses dan urin menjadi kekuningan.

Sampai saat ini belum ada satu organ pun yang mempunyai fungsi selengkap hati. Bahkan belum ada organ buatan yang mampu menggantikan fungsi hati. Sehingga, pesakit dengan penyakit kerusakan fungsi hati, banyak yang berujung kepada kematian.

Detoksifikasi Racun.

Hati memiliki mekanisme detoksifikasi dengan cara mengeluarkan racun-racun dari dalam tubuh setiap hari.
Detoksifikasi itu sendiri adalah sebuah usaha untuk membersihkan tubuh dengan cara menghilangkan racun didalam tubuh.

Racun didalam tubuh kita merupakan hasil olahan dari fungsi tubuh, sedangkan racun yang berasal dari luar tubuh masuk kedalam tubuh melalui makanan, minuman dan udara yang masuk ke dalam tubuh melalui kebiasaan mengonsumsi makanan olahan yang banyak mengandung zat-zat artifisial, pengawet, penstabil, pewarna, perasa, lemak trans dll.
Bila racun-racun ini didiamkan begitu saja, lambat laun, sedikit demi sedikit akan terjadilah pengendapan dan sangat membahayakan kesehatan tubuh. Racun yang menumpuk di dalam tubuh dapat menyebabkan tubuh mudah lelah, mudah jatuh sakit, wajah sayu dan kulit menjadi kusam.

Pada dasarnya sel-sel hati memiliki 2 cara utama didalam melakukan detoksifikasi yang dikenal dengan jalur detoksifikasi Phase 1 dan 2.

Jalur detoksifikasi fase-1.

Dengan bantuan enzim Cytochrome P-450 zat racun dalam tubuh dirubah menjadi zat yang tidak berbahaya. Selama proses ini, dihasilkanlah suatu sampah yang berupa radikal bebas, dimana bila jumlahnya berlebihan akan dapat merusak sel-sel hati. Oleh karena itu sangatlah diperlukan zat antioksidan (vitamin C, E , beta karotin, dll) untuk mengurangi kerusakan akibat radikal bebas tersebut. Vitamin seperti riboflavin, niacin, dan mineral seperti magnesium, besi dan seng juga dapat mendukung aktifitas sistem enzim Cytochrome P-450 pada phase ini. Sistem enzim ini juga dapat rusak bila racun yang masuk kedalam tubuh sangat banyak, sehingga melebihi kemampuan bekerjanya enzim ini.

Jalur detoksifikasi fase-2.

Kedalam zat-zat beracun, hati akan menambahkan zat-zat lain seperti (cysteine, glycine atau molekul sulfur) untuk dirubah menjadi zat yang tidak berbahaya dan agar zat-zat tersebut dapat larut didalam air dan dengan mudah dikeluarkan dari dalam tubuh melalui cairan seperti cairan empedu atau urin.
Asam amino seperti taurine dan cysteine, glycine, glutamine, dan vitamin seperti choline dan inositol dibutuhkan untuk meningkatkan daya detoksifikasi.
Glutation sebagai antioksidan dan pelindung hati juga dibutuhkan untuk mendukung sistem enzim yang diperlukan dalam phase ini.

Apabila racun sudah sangat banyak, sehingga jalur detoksifikasi phase 1 dan phase 2 menjadi terbebani, maka toksin akan menumpuk di dalam tubuh. Kebanyakan dari toksin ini adalah larut dalam lemak dan dapat tersimpan selama bertahun-tahun atau bahkan selamanya.

Otak manusia dan kelenjar endokrin (hormon) adalah organ yang mengandung lemak dan menjadi lokasi favorit bagi akumulasi toksin larut dalam lemak.
Hal inilah kenapa seseorang dengan banyak toksin di tubuhnya akan terganggu otak dan hormonnya. Sehingga menimbulkan gejala terganggunya fungsi otak dan ketidak seimbangan hormonal seperti kemandulan, nyeri payudara, gangguan menstruasi, kelelahan kelenjar adrenal dan menopause dini, bahkan menjadi kanker.

Hati yang rusak.

Hati yang normal, halus dan kenyal bila disentuh. Ketika hati terinfeksi penyakit maka hati akan menjadi bengkak. Sel-sel  hati mulai mengeluarkan enzim alanin aminotransferase ke darah. Dengan diperiksa darah di laboratorium akan diketahui apakah hati sudah rusak ataukah belum. Bila kadar enzim tersebut lebih tinggi dari normal, itu adalah tanda hati mulai rusak. Semakin berat penyakitnya, semakin tinggilah kadar enzimnya.

Setelah membengkak, hati mencoba memperbaiki diri dengan membentuk bekas luka atau parut kecil. Parut ini disebut “fibrosis”, yang membuat hati menjadi keras dan lebih sulit melakukan fungsinya. Sewaktu kerusakan berjalan, semakin banyak parut terbentuk dan mulai menyatu, dalam tahap selanjutnya disebut “sirosis”.

Bila kerusakan berulang dan terus menerus, maka daerah di hati yang rusak dapat menjadi menetap dan menjadi borok. Darah tidak dapat mengalir dengan baik pada jaringan hati yang rusak. Hati mulai menciut dan menjadi keras. Umumnya penyakit Hepatitis C kronis biasanya akan menyebabkan kerusakan seperti ini, seperti juga pada para peminum alkohol.

Karena sirosis bertambah parah, maka hati tidak dapat menyaring kotoran, racun, dan obat yang ada dalam darah. Hati tidak lagi dapat memproduksi zat-zat pembeku darah untuk menghentikan pendarahan sehingga orang tersebut mudah terjadi perdarahan.
Cairan tubuh akan terbentuk dan menumpuk pada perut dan kaki sehingga perut menjadi buncit dan kaki bengkak, dan biasanya fungsi mental menjadi lambat. Bila keadaan ini sudah terjadi maka tidak ada harapan sembuh baginya.

Peranan Bekam dalam menjaga fungsi hati.

Karena hati mempunyai peranan yang sangat penting, maka menghindari zat zat beracun agar tidak masuk kedalam tubuh mutlak diperlukan. Di samping itu, organ hati perlu ditingkatkan daya kerjanya dan diperbaiki bila ada kerusakan yang belum permanen dengan cara menstimulasi sel-sel hati.
Bekam merupakan suatu pengobatan dengan cara membantu hati mengeluarkan sampah-sampah metabolit (biasanya disebut darah kotor) sisa proses detoksifikasi, juga bekerja dengan cara menstimulasi sel-sel hati agar lebih aktif dan produktif dalam bekerja.

Titik hati di tubuh bagian belakang merupakan tempat yang baik untuk menjaga fungsi hati. Titik tersebut berada di punggung, kiri dan kanan tulang belakang. Tepatnya terletak sejajar dengan ujung bagian bawah tulang belikat, agak ke bawah, diantara ujung tulang rusuk (toraks) 9-10, tepat di kanan kiri ruas tulang belakang.
Selain itu bisa dilakukan bekam di titik “the door of hope”, yang disebut titik pintu harapan. Titik ini terletak di perut, dari pusar agak keluar, ke kiri atas, atau ke kanan atas. Tepatnya terletak pada pada sela iga ke-7 sepanjang garis susu. Di bawah ulu hati ke samping luar, sepanjang garis puting susu.
(dr. Wadda A Umar.)

Http://bekammedik.blogspot.com
Http://theraafiat.blogspot.com

Untuk terapi bekam hubungi:
Rumah sehat Thera Afiat
Jl.kelapa sawit raya blok DD no.15
Kelapa Gading

Hp/wa :08111494599
087883171247

Tidak ada komentar:

Posting Komentar